Wednesday, February 23, 2011

Batalyon Infanteri Raider (Yon Raiders)

Batalyon Infanteri 100/Raider Kodam I/Bukit Barisan
Sebuah pasukan elit infanteri lintas udara Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bermarkas di Sumatera Utara. Batalyon ini pernah dibekukan kegiatannya pada tanggal 2 Oktober 2002 setelah terjadi bentrokan antara oknum anggota batalyon dengan oknum anggota Brigade Mobil Polda Sumut. Sebelum dibekukan, batalyon ini bernama resmi Batalyon Infanteri Lintas Udara 100/Prajurit Setia disingkat Yonif Linud 100/PS. 5 bulan setelah pembekuannya, batalyon ini kemudian diaktifkan kembali pada tanggal 8 Maret 2003 dengan nama baru Yonif 100/Raider Kodam Bukit Barisan. Anggota kesatuan ini sebagian besar diganti dan didatangkan dari Kodam I/Bukit Barisan, Kodam II/Sriwijaya, Kodam III/Siliwangi, Kodam IV/Diponegoro dan Kodam V/Brawijaya serta dari Kodam Jaya dan sebagian hasil seleksi dari anggota Yonif 100 sendiri.
Batalyon Infanteri 200/Raider Kodam II/Sriwijaya

Sebuah pasukan elit infanteri Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang berdiri tanggal 5 April 1958. Batalyon ini sebelumnya bernama Yonif 145/Bhakti egara Laga Utama, setelah mengikuti latihan raiders di Sumatera Selatan, maka pada tanggal 22 Desember 2003 diresmikan menjadi Yonif 200/Raider di bawah komando Kodam II/Sriwijaya.
Batalyon Infanteri 300/Raider Kodam III/Siliwangi

Sebuah pasukan elit infanteri Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang sebelumnya bernama Yonif 327/Brajawijaya. Yonif 300/Raider mempunyai moto “Cepat, Senyap, Tepat”. Artinya, di dalam menghadapi dan mendekati sasaran musuh, bergerak secara senyap dengan menyelesaikan pertempuran dengan cepat dan menghancurkan sasaran secara tepat di segala medan pertempuran. Semboyan Yonif 300/Raider adalah ” gaguyub sa awi wulung, gahiji sa kai jati”. Artinya, rapat berhimpun seperti bambu hitam dan satu suara dalam menentukan arah bergerak seperti kumpulan bambu hitam yang tertiup angin satu ke kiri semua ke kiri dan satu ke kanan semua ke kanan. Yonif 300/Raider membawahi 5 kompi.
Didirikan 9 Mei 1960 di lapangan Pangalengan dengan nama Yonif 327/Jaya Yudha oleh Pangdam Siliwangi R.A. Kosasih. Komandan Yonif pertama adalah Kapten Inf. B.A. Simamora. Tanggal 21 Maret 1963 Yonif 327/Jaya Yudha menjadi organik Brigade Infanteri-12. Tanggal 20 Mei 1963 Yonif 327 menerima tunggul Brajawijaya dari Yonif 302 yang dibekukan keberadaannya. Perubahan nama Yonif 327/Brajawijaya ke Yonif 300/Raider terjadi pada tanggal 31 Desember 2003. Ketika itu, Pangdam III/Siliwangi melalui surat keputusan No. Skep/289-03/XII/2003 membekukan Yonif 327/Brajawijaya. Selanjutnya, mengesahkan pembentukan Yonif 300/Raider
Batalyon Infanteri 400/Raider Kodam IV/Diponegoro
Sebuah pasukan elit infanteri lintas udara Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang sebelumnya bernama Yonif 401/Banteng Raider. Batalyon yang sudah ada sejak 24 Maret 1954 ini awalnya adalah Batalyon 454 yang sejak dulu sudah dikenal sebagai satuan elit setingkat pasukan komando (pasukan khusus) di jajaran Kodam IV/Diponegoro. Batalyon 454 pada tahun 1965 mendapat perintah untuk mengikuti HUT ABRI 1965 di Jakarta, namun batalyon ini akhirnya berada di tengah simpang siur situasi sejarah Gerakan 30 September. Sejarah Yonif-400 diawali dari Letnan Kolonel Achamd Yani sebagai Komandan Brigade N Sub Teritorium XII dalam menumpas gerakan DI/TII di daerah operasi yang disebut sebagai daerah Gerakan Banteng Nasional (GBN).
Pada tanggal 12 Mei 1953 dibentuk satuan kecil dengan tugas menyerang langsung untuk memukul dengan jitu dan menentukan dalam pertempuran terhadapan DI/TII sebagai lawan, serta mengiringi gerak pasukan lain dalam operasi. Pada awalnya dilatih sebanyak 2 kompi, yaitu: Kompi Banteng Raiders I (Kompi BR I) dengan Komandan Kompi Kapten Pujadi. Anggotanya diambil dari Yonif-401/Rajawali pimpinan Kapten Inf Oemar Said. Kompi Banteng Raiders II (Kompi BR II), dengan Komandan Kompi Kapten Yasir Hadibroto. Anggotanya diambil dari Yonif-402/Banteng Loreng pimpinan Kapten Soerono. Setelah itu diujicoba dalam pertempuran menumpas DI/TII. Pada tanggal 2 Agustus 1952 dibentuk lagi sebanyak 2 kompi.
Anggotanya diambil dari Yonif-404/Cocor Merah pimpinan Kapten Prawoto. Kemudian setelah ada 4 kompi BR tersebut di atas diadakan lagi penambahan: 1. Kompi Banteng Raiders V (Kompi BR V) dengan Komandan Kompi Letnan Satu Ali Moertopo. 2. Kompi Staff/Markas dengan anggota dari Yonif-405, Yonif-406, dan Yonif-407. Pada tanggal 25 Februari 1953 batalyon diresmikan dengan nama Batalyon-431/Banteng Raiders oleh Dan Meninf Sub Teritorium XII Letkol Achmad Yani
Batalyon Infanteri 500/Raider Kodam V/Brawijaya
Sebuah pasukan elit infanteri lintas udara Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang sebelumnya bernama Yonif 507/Sikatan. Batalyon ini dibentuk sejak 30 Oktober 1945. Batalyon 507 melakukan latihan raider dan berubah nama menjadi Yonif 500/Raider. Sedang angka 507 rencananya akan dipakai untuk angka batalyon infanteri baru.
Batalyon Infanteri 600/Raider Kodam VI/Tanjungpura
Sebuah pasukan elit infanteri lintas udara Tentara Nasional Indonesia (TNI). Sebelum bernama Yonif Linud 612/Modang. Satuan ini merupakan bagian dari salah satu Batalyon yang diandalkan oleh Kodam VI/Tanjungpura dalam perannya sebagai alat pertahanan dan keamanan di wilayah Kalimantan khususnya dan Nusantara pada umumnya. Secara taktis operasional dan adminitrasi, Yonif 600/Raider langsung berada dibawah kendali Panglima Kodam VI/Tanjungpura. Cikal bakal Yonif 600/Raider berawal dari pecahan Yonif 609 Semanggi/Klaper yang saat itu baru saja selesai melaksanakan tugas operasi penumpasan DI/TII di Indramayu, Jawa Barat yang dilebur dengan Resimen Induk 22/Tanjungpura dan secara resmi menjadi Yonif 612/Modang pada tanggal 1 September 1959.
Dengan adanya upaya penyempurnaan organisasi secara terus menerus maka pada tahun 1966/1967 Yonif 612/Modang mengalami validasi. Pada tahun 1985 berdasarkan Sprin Pangdam IX Mulawarman nomor Sprin/96/1/I/1985, Yonif 612/Modang beralih status. Berdasarkan Surat Perintah Pangdam VI/Tanjungpura nomor Sprin/498/III/1986 tanggal 21 Maret 1986 terjadi perubahan status Batalyon Infanteri 612/Modang yang semula berada dibawah komando Korem 091/ASN menjadi Batalyon BS Mobil yang komando pengendaliannya langsung di bawah Pangdam VI/Tanjungpura terhitung mulai tanggal 1 April 1986. Kemudian pada tanggal 21 Juli 1987, berdasarkan Surat Perintah Pangdam VI/Tanjungpura nomor Sprin /386/VII/1987, Yonif 612/BS mobil resmi menjadi Batalyon Infanteri Lintas Udara 612/Modang.
Pada tahun 2003, untuk mengatisipasi semakin kompleksnya ancaman terhadap integritas NKRI, maka pada Desembar 2005 bersama-sama 10 Batalyon PMK lainnya dari jajaran TNI AD di Jakarta, Kepala Staf Angkatan Darat mengukuhkan 10 Batalyon Raider salah satunya Batalyon Infanteri 600/Raider. Hal ini diperkuat dengan Skep Kasad nomor Skep/44/X/2003 pada tanggal 20 Oktober 2003. Sejak saat itu Yonif 612/Modang resmi menjadi Batalyon Infanteri 600/Raider dengan bersemboyankan: “Cepat Senyap Tepat”.
Batalyon Infanteri 700/Raider Kodam VII/Wirabuana
pasukan elit infanteri lintas udara Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang membawahi seluruh wilayah Sulawesi. Cikal bakal sejarah Yonif Linud 700 pada masa tahun 1952 sampai 1967, bermula dari peristiwa-peristiwa di Sulawesi Selatan. Akibatnya, Batalyon Infanteri 720/Wolter Monginsidi di bawah pimpinan Kapten Andi Sose mendapat kepercayaan untuk menyelesaikan setiap gejolak yang ada di wilayah Sulawesi.
Dari batalyon ini melahirkan empat Kompi, yang salah satu kompinya dipimpin Lettu MP Frans Karangan, diresmikan menjadi Batalyon R, yang menjadi cikal bakal lahirnya Batalyon 758 ROI II tahun 1958. Dari sini, disusun sebagai Batalyon Inti dalam rangka pembentukan satu Batalyon RIT (Raider Indonesia Timur), yang menjadi Batalyon 700/RIT, tanggal 20 Maret 1963. Pada tahun 1967, batalyon ini kembali disahkan sebagai Batalyon yang menggunakan TAP 53-50 (ROI 64). Dan SK Menteri Pangab nomor Kep/966/8/1967 tanggal 17 Agustus 1967 yang menyatakan 28 Maret 1967 ditetapkan sebagai tanggal lahirnya Batalyon Infanteri Lintas Udara (Yonif Linud) 700. Angka 28 ini, diambil dari jumlah “Tali Parasut” yang digunakan untuk terjun pasukan Batalyon 700/RIT.
Tanggal 29 Oktober 1970, Batalyon 700/Linud mengalami perubahan nama menjadi “Batalyon Linud 700″. Kemudian, tanggal 25 Februari 1985, berubah “Yonif 700″ dengan tugas pokok sebagai “Satuan Pemukul Kodam XIV Hasanuddin”. Tahun 1986 nama “Yonif 700″ berubah menjadi “Yonif Linud 700/BS”. Status ini tetap hingga terjadi pembekuan sejumlah Kodam,dan Kodam VII Wirabuana yang dari gabungan Kodam XIV Hasanuddin dengan Kodam XIII Merdeka. Dan tahun 2003, berubah lagi menjadi Yonif 700/Raider Kodam VII Wirabuana.
Batalyon Infanteri 900/Raider Kodam IX/Udayana
sebuah pasukan elit infanteri Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang sebelumnya bernama Yonif 741/SBW. Berdiri pada tanggal 17 Maret 1965, yonif ini diikutsertakan dalam pembentukan batalyon raider dan berganti nama Yonif 900/Raider Kodam Udayana. Dalam pelatihan pertama anggota Yonif-741 yang ambil bagian dalam pelatihan raider.
Batalyon Infanteri 323/Raider

sebuah pasukan elit infanteri lintas udara Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang didirikan pada tanggal 15 November 1950 dengan nama Batalyon 323/Buaya Putih. Komandan batalyon pertama adalah Kapten Inf Aj Witomo S. Batalyon ini merupakan gabungan dari kompi-kompi di TT III dan Kompi Pengawal pada PST-II Priangan. Pada 1 Desember 1950, Batalyon F/PST-II digabung dengan Brigade W/PMT menjadi Yonif 323/Bhayangkara. Tahun 1952 Yonif 323/Bhayangkara direorganisasi sesuai Yon ROI/OM Brigade A. Nama Buaya Putih dipakai resmi tanggal 11 September 1958 sehingga menjadi Yonif 323/Buaya Putih. Setelah mengikuti seleksi, maka pada 23 Desember 2003 Yonif 323/Buaya Putih resmi berubah nama menjadi Batalyon Infanteri 323/Raider sebagai bagian dari Brigade Infanteri 13/Galuh dan Divisi Infanteri 1/Kostrad.
Sebagai pasukan raider, batalyon ini memiliki kemampuan khusus untuk melaksanakan operasi raid dan mobil udara. Sebelum berubah menjadi batalyon raider, yang pernah menjadi komandan Yonif 323/Buaya Putih, batalyon ini dikomandandi antara lain oleh Jenderal. (Purn) Tyasno Sudarto (mantan KSAD) dan Jenderal (Purn) Agum Gumelar yang juga mantan Danjen Kopassus. Selama berdiri, pasukan Yonif 323 Raider Kostrad telah 17 kali mendapat penugasan operasi
Batalyon Infanteri 412 Raider

sebuah pasukan elit infanteri Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menginduk pada Brigif 6/Trisakti Baladaya. Sebelumnya Yonif ini bernama Yonif 412/Bharata Eka Sakti.Batalyon Infanteri 412 Raider Kostrad adalah salah satu Batalyon di jajaran Brigif 6 Divisi Infanteri 2/Kostrad.
Dari awal dibentuknya sampai dengan sekarang banyak mengalami proses perubahan Cikal bakal terbentuknya Yonif 412/Raider Kostrad bermula dari Batalyon Roi 1 “451″ Yonif 13 yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Panglima Tertinggi รข€“ VII/Dip nomor KPTS/58/7/1959 tanggal 15 Juli 1959 dan diresmikan pada tanggal 1 Agustus 1959 oleh Pangdam VII/Diponegoro Kolonel Inf Soeharto bertempat di alun-alun Purworejo. Dengan adanya restrukturisasi batalyon seKodam VII/Diponegoro berdasarkan Surat Keputusan Pangdam VII/Diponegoro nomor Kep/38/8/1965 tanggal 1 Agustus 1965, maka Yonif 451 dilebur menjadi Yon “L” dengan tunggul berintikan gambar Ketunggeng “Scorpio” dengan nama “Bharata Eka Shakti” yang berarti ksatria yang kokoh dan mempunyai kekuatan luar biasa. Berdasarkan Surat Keputusan Pangdam VII/Dip nomor Kep/8/2/1966 tanggal 7 Februari 1966 semua Batalyon dalam jajaran Brigif 6 yang semula menggunakan kode huruf diganti dengan kode angka sehingga Yon “L” berubah nama menjadi Yon 412, sedangkan penggunaan lokasi “412″ oleh seluruh anggota dilaksanakan bertepatan dengan hari Kesaktian Pancasila (1 Oktober 1966).
Berdasarkan surat keputusan Pangdam VII/ Dip nomor Kep /11/I/1978 tanggal 20 Januari 1978, status Batalyon-batalyon Brigif 6 termasuk Yonif 412 lepas dari Kodam VII/Dip dan selanjutnya masuk menjadi organisasi Administratif Kostrad hingga sebutannya menjadi Yonif 412 Brigif 6 Kostrad. Berdasarkan keputusan Kasad nomor Kep/46/XII/2003 tanggal 15 Desember 2003 tentang pembekuan 8 satuan Yonif Pemukul Kodam dan 2 satuan Yonif Kostrad serta pengesahan pembentukan 10 satuan Yonif Raider di Jajaran TNI AD maka Yonif 412 menjadi Yonif 412/Raider dengan tunggul bergambar Pisau Raider dan Lintas Petir dengan semboyan “Cepat Senyap Tepat”.
Batalyon Infanteri 514/Raider
Batalyon Infanteri 514/Raider atau sebelumnya dikenal juga sebagai Batalyon Infanteri 514/Sabbada Yudha merupakan Batalyon Infanteri yang berada dibawah komando Brigif 9/Daraka Yudha,Kostrad. Pada tanggal 15 Desember 2005 Mako Yonif 514/ Raider Kostrad. Kesatrian Yonif 514/R yang sangat luas dan dilengkapi dengan sarana prasarana yang lengkap merupakan kebanggaan tersendiri bagi prajurit Yonif 514.
Pembentukan Batalyon Infanteri 514/Raider dimaksudkan agar seluruh Satuan jajaran Kostrad memiliki kemampuan yang seimbang, dalam artian semua satuan Brigif non Linud di Satuan Jajaran Kostrad memiliki kemampuan yang sama dengan Brigif lainnya yang telah memiliki Batalyon Raider sebagai Satuan Pemukul Strategis, yang mampu beroperasi pada berbagai situasi. erbagai penugasan yang sudah diberikan oleh Komando Atas kepada Batalyon 514/R dalam sejarah pengabdiannya telah dijawab dengan berbagai prestasi di medan penugasan sehingga mengharumkan nama Satuan ini.
Batalyon Infanteri 733 /Raider

Satuan yang sejak berdiri sudah dipimpin oleh 30 orang pejabat komandan batalyon (danyon) ini eksis mulai 1961, ketika Pangdam XV/Pattimura mengeluakan perintah untuk membentuk batalyon baru sebagai batalyon organik ketiga di Kodam XV/Pattimura. Batalyon baru itu lalu diberi nomor kode 15-3 dan pada upacara militer di Lapangan Merdeka, Ambon 3 Juli 1961 satuan ini resmi berdiri dengan nama Batalyon Infanteri 15-3. Pada 1964 dilakukan perubahan pada organisasi satuan ini, disesuaikan dengan Tabel Organisasi Peralatan – Rangka Organisasi Infanteri (TOP ROI) 64. Setahun kemudian (1 Mei 1965) nama Batalyon Infanteri 15-3 diubah menjadi Batalyon Infanteri 733 (Yonif 733).
Pada era 70-an, dengan kemampuan terjun/peterjun (Para) yang dimiliki oleh para personel Yonif 733, satuan ini kemudian diubah namanya sesuai dengan surat keputusan Kepada Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) menjadi Batalyon Infanteri 733 Para Berdiri Sendiri (Yonif 733 Para BS).
Selanjutnya berdasarkan berbagai pertimbangan demi kepentingan organisasi, penyebutan “Para” pada nama satuan Yonif 733 dihilangkan dan pada 16 Pebruari 1985 Yonif 733 Para BS diresmikan namanya menjadi Yonif 733 BS. Lalu pada tahun berikutnya (5 Juli 1986) nama satuan ini kembali diubah, dari Yonif 733 BS menjadi Batalyon Infanteri Lintas Udara 733/Masariku (Yonif Linud 733/Masariku). Nama “Masariku” diambil dari nama burung khas Maluku yang kecil, lincah, dan peka terhadap perubahan situasi dan kondisi sekitarnya. Ia mudah beradaptasi dengan alam, baik di darat, di laut maupun di udara, serta dapat hidup di dalam cuaca dan medan yang sesulit apapun. Ia juga mempunyai sifat selalu bergerak dalam mencari mangsanya.
sumber:wikipedia & berbagai sumber