Monday, February 28, 2011

Berbagai nama dan jenis kapal induk

nimitz2_large
nimitz9
Ordered: 31 Maret 1967
Mulai Pembuatan: 22 Juni 1968
Peluncuran: 13 Mei 1972
Peresmian: 3 Mei 1975
Kelas: CVN-68
Homeport: NB San Diego, California
Motto: Teamwork, a Tradition
Julukan: “Old Salt”
Pembuat: Newport News Shipbuilding Co., Newport News, Va.
Displacement: Sekitar 97,000 ton (87,996.9 metric tons) full load
Panjang: Keseluruhan: 1,092 ft (333 m), Waterline: 1,040 ft (317 m)
Lebar: Keseluruhan: 252 ft (76.8 m), Waterline: 134 ft (40.8 m)
Draft*: Maximum navigational: 37 ft (11.3 m), Limit: 41 ft (12.5 m)
Propulsion: 2 × Westinghouse A4W nuclear reactors, 4 × steam turbines, 4 × shafts, 260,000 shp (194 MW)
Speed:30+ knots (56+ km/h)
Jarak Tempuh: Tak Terbatas
Complement: Ship’s company: 3,200, Air wing: 2,480
Sensors and processing systems: AN/SPS-48E 3-D air search radar, AN/SPS-49(V)5 2-D air search radar, Mk 23 target acquisition radar, 2 × AN/SPN-46 air traffic control radars, AN/SPN-43B air traffic control radar, AN/SPN-44 landing aid radars, 3 × Mk 91 NSSM guidance systems, 3 × Mk 95 radars
Electronic warfare and decoys: SLQ-32A(V)4 Countermeasures suite, SLQ-25A Nixie torpedo countermeasures
Armament: three Rolling Airframe Missile (RAM) launchers, three Mk 29 NATO Sea Sparrow launchers
Armor: Unknown
Jumlah Pesawat: 90 fixed wing and helicopters
Ketapel: 4
Elevator Pesawat: 4
*) Draft: Kedalaman air (minimun) yang diperlukan agar kapal dapat mengapung (tidak menyentuh dasar).
USS Nimitz (CVN-68) adalah sebuah supercarrier (kapal induk super) Angkatan Laut, pemimpin di kelasnya. Kapal induk ini adalah terbesar di dunia untuk saat ini. Dia diluncurkan sebagai CVAN-68, tetapi didesain ulang menjadi CVN-68 (nuclear-powered multimission aircraft carrier) pada 30 Juni 1975 sebagai bagian dari penyusunan kembali armada di tahun itu.
Lunas (keel) Nimitz diletakkan pada 22 Juni 1968 Newport News Shipbuilding di Newport News, Virginia, dan diresmikan oleh Presidan Gerald Ford pada 3 Mei. Nama kapal ini berasal dari Admiral Chester W. Nimitz, yang mengkomandoi armada Pasifik pada Perang Dunia II. Kapten Michael Manazir mengkomandoi Nimitz pada 16 Maret 2007.
Nimitz Carrier Battle Group
USS Nimitz merupakan bagian dari Carrier Strike Group 11 (CSG-11) dengan Carrier Air Wing 11 di atasnya, dengan Nimitz sebagai pimpinannya dan sebagai tempat komandan Destroyer Squadron 23.
Ships of DESRON-23 (Destroyer Squadron):
- USS Chafee (DDG 90)
- USS Higgins (DDG 76)
- USS John Paul Jones (DDG 53)
- USS Pinckney (DDG 91)
- USS Sampson (DDG 102)
Squadrons of CVW-11:
- Strike Fighter Squadron 14 (VFA-14) “Tophatters”
- Strike Fighter Squadron 41 (VFA-41) “Black Aces”
- Strike Fighter Squadron 81 (VFA-81) “Sunliners”
- Marine Fighter Attack Squadron 232 (VMFA-232) “Red Devils”
- Electronic Attack Squadron 135 (VAQ-135) “Black Ravens”
- Carrier Airborne Early Warning Squadron 117 (VAW-117) “Wallbangers”
- Helicopter Antisubmarine Squadron 6 (HS-6) “Indians”
- Fleet Logistics Support Squadron 30 Detachment 4 (VRC 30) “Providers”
Chakri Naruebet Offshore Patrol Helicopter Carrier, Thailand
thai9
Kapal Induk Kelikopter Patroli LEpas Pantai, HTMS Chakri Naruebet, dibangun untuk Royal Thai Navy (RTN) oleh pembuat kapal Spanyol, Izar (dahulu EN Bazan). Pada Februari 2005, berubah menjadi perusahaan baru, Navantia.
Di bawah sebuah kontrak yang ditandatangani pada Juli 1992, Chakri Naruebet dibangun di Navantia’s El Ferrol yard di Spanyol dan diresmikan pada Maret 1997. Dengans ebuah desain yang sama dengan kapal induk Spanyol, Principe de Asturias, kapal induk ini dilengkapi dengan sebuah ski jump 12 derajat untuk memungkinkan digunakannya pesawat jenis Harrier. Peran utama kapal induk ini adalah EEZ, survey dan perlindungan, serta pencarian dan pertolongan, tetapi kapal induk ini juga dapat digunakan sebagai kapal utama untuk komando dan pengontrolan, support udara untuk kapal permukaan Thailand atau bantuan bencana. Kapal ini berhome base di Teluk Thailand.
Desain
Kapal ini dilengkapi dengan 6 helikopter multi-misi Sikorsky S-70B Seahawk yang didesain untuk peran anti-kapal selam. Dan juga ditambah dengan pesawat STVOL () short take-off/vertical landing ) Matador AV-8S, bekas Spanyol. Dek penerbangan Chakri Naruebet berukuran 174.6m x 27.5m, yang ujungnya berupa sebuah ski jump 12 derajat, dapat mengakomodasi take-off/pendaratan 5 helikopter secara bersamaan; hangar-nya dapat digunakan untuk menyimpan 10 helikopter medium atau pesawat berukuran Harrier. Kapal induk ini mempunyai kecepatan maksimal 26 knot, dengan cruise speed 16 knot. Jarak yang dapat ditempuh sekitar 10.000 nm pada kecepatan 12 knot. Dua spade rudder (kemudi sekop) dan empat stabilizer bodi kapal sudah dipasang.
Sistem Komando
Sistem komando dan kontrol kapal dibuat pada sebuah pusat informasi pertempuran dengan 7 konsol Inisel dan sebuah konsol pelengkap. Sistem pertempurannya adalah AN/UYK-43C Lowboy dengan integrasi sistem senjata yang dibuat oleh FABA, Spanyol.
Persenjataan
Kapal ini diharapkan untuk dapat dilengkapi dengan sebuah Mk 41 Sistem Peluncuran Vertikal (VLS=Vertical Launch System) untuk misil permukaan-ke-udara Seasparrow. Seasparrow menggunakan kendali radar semi-aktif, mempunyai jarak jangkau 14 km dengan kecepatan 2.5 Mach. Kapal induk ini mempunyai 3 peluncur 6-sel MBDA (formerly Matra BAe Dynamics) Sadral untuk misil Mistral. Misil Mistral adalah misil anti pesawat jarak dekat yang dapat juga mengintersep misil yang datang. Peluncur 6-sel Sadral adalah turret yang stabil, dilengkapi dengan kamera televisi yang dapat dilengkapi dengan channel inframerah untuk pelacakan/pencarian target. Misil Mistral dilengkapi dengan kepala kendali inframerah yang disuplay oleh SAGEM dan mempunyai 3kg hulu ledah eksplosif tinggi, yang dilengkapi dengan bola tungsten. Jarak tempunhnya 4km.
Meriam kapal 30mm sampai sekarang belum dipasang.
Countermeasures
Di masa yang akan datang, sistem countermeasures juga diharapkan dapat dipasang untuk melengkapi sistem yang sudah ada.
Sensor
Kapal induk ini dilengkapi dengan radar pencarian udara jarak menengah Raytheon AN/SPS-52C 3-D yang beroperasi pada bands E/F, radar kontrol helicopter dan navigasi Kelvin Hughes, radar navigasi band-I Kelvin Hughes, sistem navigasi satelit MX 1105 Transit/GPS Omega dan sistem URN 25 Tacan.
Di masa datang diharapkan sistem sonar aktif frekuensi menengah dapat dipasang di badan kapal.
Mesin/Propulsi
Propulsinya adalah sebuah sistem Combined Diesel or Gas Turbines (CODOG) yang dilengkapi dengan dua pasang turbin gas GE LM-2500 dengan kekuatan 44,250hp dengan sebuah kecepatan 3.600 rpm dan mesin disel Izar-MTU 16V1163 TB83 dengan masing-masing keluaran tenaga 6,437hp pada 1,200rpm, yang akan memutar 5 baling-baling dengan 2 pitch variabel
INJ Akagi Aircraft Carrier
akagi
Akagi (berarti Kastil Merah dan merupakan nama sebuah gunung) sebenarnya awalnya dibuat sebagai sebuah battle cruiser seberat 41.200 ton, tetapi pembuatan di Kure Naval Yard terhenti setelah masuknya Washington Naval Treaty pada 1922. Setahun kemudian, keputusan diambil untuk mengubah desain Akagi menjadi kapal induk untuk Imperial Navy. Kapal lain, Kaga, yang awalnya akan dibuat sebagai battle cruiser, dirubah menjadi kapal induk di waktu yang bersamaan.
Akagi dibuat dengan dua hangar, dek penerbangan flush, dan dua dek hangar di depan platform untuk lepas landas. Sebagai tambahan, Akagi dilengkapi dua cerobong, yang besar melengkung ke bawah dan yang kecil melengkung ke atas. Berada di bawah dek penerbangan, cerobong tersebut disatukan menjadi cerobong yang melengkung ke bawah pada overhaul besar-besaran tahun 1935 dan 1938. Dalam overhaul yang sama, dilakukan modernisasi Akagi dengan suatu inovasi teknik, panjang hangar ditambah 80 kaki dan dek penerbangan diperlebar, sementara platform take off pada dek hangar dibuang seluruhnya. Dengan perluasan hangar, pesawat yang diangkut bertambah dari 60 ke 91 pesawat, dengan jumlah pesawat operasional 72 buah.
Selama overhaul, dua buah gun turret 8 inci dganti menjadi pulau kecil yang tidak biasa yang dipasang pada port side di bagian tengah kapal. Hal ini ditiru pada Hiryu. Kapal induk lain mempunyai pulau di starboard (standard) side. Ahli strategi merencanakan untuk memakai kapal ini untuk sebuah formasi unik. Kapal induk terdepan pada formasi dasar adalah Akagi dan Hiryu yang memiliki pulau di portside, diikuti oleh Soryu dan Kaga. Formasi ini dirasa efektif dengan pola trrafik pesawat non-konflik. Formasi ini dipakai pada Battle of Midway.
Penambahan signifikan yang terjadi adalah penambahan empat buah tonjolan kaki lebar pada lambung kapal yang menghasilkan proteksi lebih di bawah waterline, sehingga meningkatkan kestabilan kapal. Terakhir adalah penambahan sebuah lift pesawat menjadi tiga lift. Secara keseluruhan, Akagi menjadi teknologi inovatif kapal yang dianggap paling tidak praktis dan buruk, sehingga tidak diadopsikan pada pembangunan kapal induk lain.
Akagi diresmikan secara formal pada 25 Maret 1927 dan mengganti Hosho sebagai kapal induk terbesar Imperial Navy Jepang. Setahun kemudian, Akagi digabung dengan Kaga. Akagi tetap menjadi kapal utama dan menjadi pemimpin pada penyerangan Pearl harbour 7 Desember 1941. Setelah Pearl Harbour, Akagi ikut berpartisipasi pada serangan di Samudera Indonesia, tetapi mengalami kerusakan parah pada Battle of Midway pada Juni 1942. Dek penerbangannya hancur dan binasa oleh serangan yang tak terhentikan. Akhirnya keputusan diambil untuk meninggalkan kapal, dan Akagi tenggelam pada 5 Mei 1942.
Project 1143 Krechyet
Kiev class
ship_cv_admiral_gorshkov_lg
Kapal induk kelas Krechyet sepanjang 273 meter mensuport kapal selam misil strategis, kapal permukaan dan pesawat naval milik Rusia. Untuk memenuhi sistem klasifikasi kapal baru dari AL, kapal-kapal kelas ini dikategorikan sebagai heavy aircraft carrying cruisers. Kapal kelas Krechyet mampu untuk menghadapi peperangan kapal permukaan, kapal selam dan anti-udara. Dengan sebuah dek penerbangan seluas 14.700 meter persegi, kabel penanggkap pendaratan pesawat, dan sebuah haluan ski-jump, airwing kapal induk terdiri dari 14 interseptor vertical launched Yak-41M (Freestyle), 8 pesawat tempur Yak 38 (Forger), 10 Ka-27 PLO (Helix), 2 helikopter SAR Ka-27 PS (Helix) dan 4 helikopter Ka-27 RLD (Helix). Dua elevator starboard mengangkat pesawat dari dek hangar ke dek penerbangan. Dilengkapi dengan sistem misil anti-kapal Bazalt, kapal induk jenis ini mempunyai lancher misil permukaan-ke-permukaan. Sistem pertahanan udara jenis kapal induk Krechyet terdiri dari 24 launcher misil vertikal Klinok dan 192 misil anti-udara.
Kapal-kapal Proyek 1143 dibuat di Chernomorsky Plant. Tiap kapal mempunyai beberapa aransemen berbeda. Unit kedua, yang diluncurkan dengan nama Minsk, kapasitas pesawat ditingkatkan 50%, sebuah perubahan aransemen pada dek hangar pesawat. Selama proses pengembangan, dek penerbangan dibuat elingkar dan deflektor angina dipasang di depan. Unit ketiga dan keempat didesain untuk membawa pesawat generasi baru seperti pesawat VTOL supersonic Yak-36P (Yak-141) (dibatalkan) dan helicopter Ka-27, sebagai tambahan untuk pesawat Yak-38 dan helikopter Ka-25.
Unit keempat hasil proyek ini, Baku (yang akhirnya dirubah namanya menjadi Admiral Gorshkov, kadang-kadang dianggap berbeda kelas dengan unit-unit yang lain. Pengembangannya terdiri dari radar array terfase, instalasi peperangan elektronik ekstensif, dan ruangan komando dan kontrol yang diperluas. Dek penerbangan diperpanjang ke depan 5 meter melebihi tiga unit sebelumnya. Modifikasi lain termasuk tambahan 4 launcher SS-N-12 SLCM (total menjadi 12), penghilangan launcher SUW-N-1 untuk roket balistik anti-kapal/anti-kapal selam FRAS nuklir dan penghilangan misil permukaan-ke-udara SA-N-3 dan 10 pipa torpedo 21-inch. Kapal induk ini dilengkapi dengan sebuah sistem peperangan anti-kapal selam terintegrasi Udav-1 dengan 60 roket anti-kapal selam.
Negosiasi antara Rusia dan India dimulai pada 1994 untuk penjualan Admiral Gorshkov yang telah dinonaktifkan sejak 1991. Pada januari 1999 kesepakatan diperoleh untuk penjualan tersebut. Admiral Gorshkov dilaporkan akan dimodifikasi secara penuh dengan biaya $500-650 juta untuk dapat mengangkut pesawat konvensional seperti Su-27K Flanker-D dan MiG-29K Fulcrum-D. Modifikasi ini juga termasuk penambahan haluan lereng ski-jump take-off , dan pembongkaran beberapa launcher misil untuk memperluas lereng tersebut. Modifikasi ini dilakukan di Severodvinsk.
Specifications
Designer: Nevskoye Planning and Design Bureau
Builder: Chernomorsky [Nikolayev South]
Displacement (tons): 36,000 tons standard; 38,000 tons standard [Gorshkov]; 43,000-43,500 tons full load; 45,000-45,500 tons full load [Gorshkov]
Speed (kts): 32 knots
Dimensions (m): 249.5-257.0 meters long waterline; 273.0-274.0 meters long overall; 32.6-32.7 meters waterline beam; 3.0 meters flight deck width; 9.5 meters draft standard; 12.0 meters draft mean full load
Propulsion: 8 turbopressurized boilers; 4 steam turbines; 200,000 shp; 4 shafts
Crew: 1,200-1,600 (including air group)
Armament:
Missiles:
KIEV, MINSK 2 SA-N-3 Goblet twin launchers; 2 SA-N-4 Gecko twin launchers; 8 SS-N-12 Sandbox tubes
NOVOROSSIYSK 2 SA-N-3 Goblet twin launchers; 12 SA-N-9 8-cell vertical launchers; 8 SS-N-12 Sandbox tubes
GORSHKOV 24 SA-N-9 8-cell vertical launchers;12 SS-N-12 Sandbox
Guns:
KIEV, MINSK, and NOVOROSSIYSK 4 76.2-mm/59-cal AA (2 twin); 8 30-mm/65-cal AK-630 close-in (8 multi-barrel)
GORSHKOV 2 100-mm/70-cal DP (2 single); 8 30-mm/65-cal AK-630 close-in (8 multi-barrel)
Torpedoes: 10 21-in (533-mm) torpedo tubes
Aircraft: 12 or 13 Yak-38 Forger VSTOL; 14 to 17 Ka-25 Hormone or Ka-27/29 Helix
Garibaldi Aircraft Carrier, Italy
nave-garibaldi
Kapal utama AL Italia adalah kapal induk MM Garibaldi, yang dibuat oleh Fincantieri di Genoa, dan diresmikan pada 1985. Garibaldi (C551) digolongkan sebagai CVS-Aircraft Carrier ASW (Anti-submarine Warfare=Anti Kapal Selam). Kapal induk ini mampu mengangkut 18 helikopter atau satu skuadron pesawat tempur jenis vertical atau short take-off and landing (VSTOL).
Kapal induk ini mampu mengangkut peralatan anti-kapal selam, dapat mengkomandoi dan mengontrol pasukan AL dan aero-AL, pengintaian/menyurvey daerah sekitar, pengawalan konvoy, komando transportasi dan support logistic bagi armada yang ada.
System Pertempuran
Sistem komando dan kontrol kapal ini adalah IPN20 yang disuplai dari Selex Sistemi Integrati (dulunya Alenia Marconi Systems). IPN 20 mengumpulkan informasi dari sensor-sensor kapal dan dari komunikasi dan jaringan data untuk menyusun dan menampilkan situasi taktis. Sistem komunikasinya termasuk komunikasi satelit, Link 11 dan Link 14. Kapal ini telah diupgrade dengan Link 16 dan Wide Area Network (WAN) baru.
Misil
Sistem misil permukaan-ke-permukaan jarak-jauh milik kapal ini adalah MBDA (sebelumnya Alenia) Otomat yang dipasang pada dek meriam di buritan kapal, dua launcher di sisi kiri kapal dan dua pada bagian kanan kapal. Misil ini mempunyai sistem kendali radar yang dipersenjatai dengan hulu ledak 210 kg dan dengan jarak jangkau 120 km.
Sistem misil permukaan-ke-udara MBDA Albatros merupakan pertahanan jarak-dekat. Launcher 8-cell Albatros dipasang di atap dek di depan dan buritan kapal. Sistem ini menggunakan misil Aspide. Aspide mempunyai pencari-radar semi-aktif dengan jarak jangkau 14 km. 48 buah Aspide dapat diangkut. Kontrol penembakan Albatros diatur oleh tiga pengarah elektro-optikal/radar Selex NA 30 yang termasuk di dalamnya kamera inframerah dan penjari-jarak laser, seperti halnya radar kontrol penembakan Selex RTN 30X.
Meriam
Kapal induk ini dipersenjatai dengan tiga 40mm/70mm meriam kembar dari Oto Melara. Meriam ini mempunyai kecepatan tembak 300rounds/menit ke target udara dengan jarak 4km dan target permukaan dengan jarak 12km. Sistem kontrol senjata Meriam ini meliputi tiga sistem Selex NA 21.
Torpedo
Dua launcher torpedo pipa-tripel ILAS 3 dari WASS (Whitehead Alenia Sistemi Subaqua) dipasang pada kapal induk ini. Pipa 324mm dapat menembakkan torpedo Honeywell Mark 46 atau A290.
Pesawat Terbang
Dek penerbangan kapal ini sepanjang 174m dan lebar 30,5m, dan di depannya terdapat lereng sky jump 4 derajat sepanjang 15m. Kapal dapat mengakomodasi 18 helikopter, seperti Agusta Sikorsky SH-3D Sea King atau Agusta Bell AB212. Sebagai alternative, kapal ini dapat mengakomodasi pesawat Harrier II 16 AV-8B atau campuran dari helikopter dan pesawat Harrier. Dek penerbangan ini telah diupgrade untuk dapat mengakomodasi helikopter EH101.
Countermeasures
Sistem penerima peringatan radar dan jamming kapal ini adalah Elettronica Nettuno SLQ-732. Umpan (decoy) torpedonya adalah SLQ-25 Nixie.
Kapal ini mempunyai dua Oto Melara SCLAR Naval Decoy Launcher Systems yang melepas chaff dispensers, infrared decoys atau illuminating flares. SCLAR adalah sebuah sistem 105mm 20-barrel dan menghasilkan pengaburan/confusion, pengacauan dan seduction mode jamming.
Kapal induk ini juga dilengkapi dengan sebuah sistem anti torpedo SLAT yang dikembangkan oleh Eurslat, sebuah konsorsium yang terdiri atas WASS (Whitehead Alenia Sistemi Subaqua), DCN dan Thales Underwater Systems (formerly Thomson Marconi Sonar)
Sensor
Radar pencari udara jarak-jauh milik kapal ini adalah Selex Sistemi Integrati MM/SPS-768 (RAN 3L) yang beroperasi pada band D yang mempunyai jarak di atas 200 km. Radar pengintaian/survey jarak-jauh tiga-dimensi Raytheon AN/SPS-52C beroperasi pada band E yang mempunyai jarak 400km. Radar pencari permukaan dan udara jarak-menengah Selex SPS-774 beroperasi pada band E dan F mempunyai jarak melebihi 150km. Sistem Selex Sensors & Airborne mensuplai radar pencari udara dan targeting MM/SPS-702, radar navigasi MM/SPN-749 dan radar kontrol pesawat MM/SPN-728 yang beroprasi pada band I.
Sonar pencari aktiw bow-mounted DE 1160 LF disuplai oleh Raytheon.
Propulsi
Sistem propulsi kapal induk ini adalah aransemen combined gas turbine and gas turbine (COGAG). Sistem ini didasari pada 4 mesin turbin gas LM2500 yang dikembangkan oleh FiatAvio di Turin di bawah perjanjian lisensi dari perusahaan AS General Electric (GE). LM2500 menghasilkan tenaga 81,000hp. Sistem propulsi ini menghasilkan kecepatan maksimal 30knot dan pada kecepatan ekonomis (20knot), jarak jangkaunya adalah 7.000 mil nautical.
Invincible Class Aircraft Carriers, United Kingdom
invincible
invincible12
Kapal induk pertama kelas HMS Invincible dibuat oleh Vickers Shipbuilding and Engineering (sekarang BAE Systems Marine) di Barrow-in-Furness. Kapal ini diresmikan pada 1980. Dua kapal induk saudaranya HMS Illustious dan HMS Ark Royal dibuat di Swan Hunter Shipbuilders di Wallsend, yang diresmikan pada 1982 dan 1985.
Setelah berakhirnya Perang Dingin, peran primer Kapal induk berbobot 20.600 ton ini dirubah dari kontrol laut menjadi maritime force projection (proyeksi kekuatan bahari), penyerangan maritime, maneuver littoral dan untuk komando dan kontrol operasi darat. Kapal induk ini sekarang mengangkut satu Tailored Air Group (TAG), yang terdiri dari pesawat Joint Force Harrier (JFH), serta Helikopter Sea King dan Merlin.
Kapal Induk Kelas Invincible ini mampu mengangkut 1.000 awak termasuk 350 awak udara dan 80 opsir, serta dapat ditambah dengan 500 orang mariner.
Kapal induk ini dipersenjatai dengan sebuah launcher kembar Sea Dart, yang dipasang di bagian depan kapal, dekat dengan ski ramp pada dek penerbangan. Akan tetapi, seluruh sistem misil di kapal induk ini dan kedua saudaranya telah dibuang untuk memperluas dek penerbangan, menambah kapasitas pesawat dan agar pesawat RAF Harrier GR.7/9 dapat lepas landas dari kapal ini. HMS Invincible selesai dikembangkan kembali pada Maret 2003. Sedangkan Illustrious pada November 2004 di Babcock’s Rosyth yard.
Pada Maret/April 2003, HMS Ark Royal digunakan untuk task force UK untuk mensupport Operation Iraqi Freedom. Di atasnya diangkut helikopter Merlin HMA1 dan Sea King ASaC Mk 7, operasi pertama untuk kedua helikopter ini.
HMS Invincible telah didekomisikan pada Agustus 2005, akan tetapi kapal ini masih beroperasi di bawah AL Inggris sampai 2010.
Sistem Komando
Sistem data pertempuran kapal induk ini adalah BAE Systems ADIMP dengan link komunikasi Link 10, Link 11 dan Link 14. Setelah dikembangkan kembali, HMS Invincible mempunyai sistem pertempuran yang setara dengan Illustrious dan Ark Royal, dengan konsol multi-fungsi dan display warna panel-datar. Sistem komunikasi satelit yang aman, Astrium (formerly Matra Marconi) SCOT, mempunyai kapasitas untuk mengatasi kecepatan data sampai 2Mb/dtk.
BAE Systems diupgrade setara dengan sistem data pertempuran milik Illustrious dan Ark Royal dengan link 16, kontrol peralatan perang anti-udara dan arah pesawat, dan sebuah kemampuan tracking IFF (Interrogation Friend or Foe) yang baru.
Meriam
Kapal Induk Invincible awalnya dipersenjatai dengan launcher kembar Sea Dart, yang kemudian dibuang. Kapal induk ini sekarang mempunyai tiga Thales Nederland (dulunya Signaal) Goalkeeper CIWS yang mempunyai kecepatan tembal 4.200 rounds per menit dengan jarak 1.500 meter.
Kapal ini juga dilengkapi dengan dua GAM-B01, meriam 20mm, dari Oerlikon-Contraves and BAE SYSTEMS, yang mempunyai jarak tembak 2km dan kecepatan tembak 1.000 rounds per menit.
Countermeasures
Kapal induk ini dilengkapi dengan sistem jamming Thales Defence Type 675(2) dan sebuah sistem pengukuran pendukung elektronik UAT(8) yang juga disuplai oleh Thales Defence (dulunya Racal).
Sistem decoy kapal ini adalah Royal Navy’s Outfit DLJ dengan Sea Gnat. Di sini terdapat delapan 130mm launcher six-barrel yang diproduksi oleh Hunting Engineering. Chemring and Pains Wessex memproduksi Sea Gnat chaff dan infra-red decoys.
Pesawat
Tailored Air Group (TAG) tersidiri dari sampai 24 pesawat yang termasuk di dalamnya sembilan kombinasi dari pesawat RAF/RN Joint Force Harrier GR7/GR9. Pesawat Royal Navy FA2 Sea Harrier telah ditarik dari operasi dari Maret 2004 dam skuadron terakhir dipensiunkan pada Maret 2006.
TAG termasuk campuran dari helikopter, tergantung perannya: Sea King ASaC Mk 7 helikopter peringatan awal serangan udara, Sea King dan Chinook helikopter pendukung dan Merlin HM.1 helikopter anti-kapal selam.
Landasan pada dek penerbangan sepanjang 170m dengan ski ramp 12 derajat. Di dalam dek hangar, pesawat terikat pada lantai dengan rantai pengaman dengan pengapit tension. Strachan and Henshaw dikontrak untuk memasang penggantian sistem pengangkat pesawat. Selex Sensors & Airborne Systems (sebelumnya Galileo Avionica) dikontrak untuk mensuplai radar SPN-720 untuk pendaratan pesawat Harrier GR9 pada Februari 2005. Sistem radar, sebuah sistem TACAN (Tactical Air Navigation) baru digunakan mulai April 2008.
Sensor
Radar kontrol oenembakan BAE Systems Type 909 G/H-band, yang mampu melakukan tracking target dan illuminasi untuk Misil Sea Dart, telah dibuang dan diganti dengan antena radar pencari permukaan BAE Systems Type 996 yang dipasang sangat tinggi pada menara di antara dua lobang asap.
Propulsi
Kapal induk ini dilengkapi dengan mesin COGAG (Combined Gas turbine And Gas turbine), yang terdiri dari empat mesin turbin gas Rolls-Royce Olympus TM3B yang menghasilkan tenaga 97.000 hp, dengan kecepatan 28 knots. Pada kecepatan ekonomis 19 knots, jarak tempuh kapal ini adalah 7.000 mil.
dari berbagai sumber

Friday, February 25, 2011

Kapal Selam Paling Mematikan Dunia

Berikut adalah daftar 10 Kapal selam paling mematikan di dunia yang dirilis berdasarkan kecanggihan senjata tempur disertai dengan kecepatan jelajahnya oleh realitypod
10. Los Angeles Class – USA
Kecepatan mencapai 20 knot dengan spesifikasi senjata tempur 4 bow tubes10Mk48 ADCAP torpedo reloadsTomahawk land attack missile block 3 SLCM, Harpoon anti–surface ship missile, Mine laying Mk67, Mobile Mk60 captor mines.
102 550x303 Kapal Selam Paling Mematikan Dunia
9. Rubis Class – France
Kecepatan mencapai 25 knot dengan spesifikasi senjata tempur 4 Anti-submarine tubesF17 mod2 torpedoes14 Exocet SM39OR, Mines in place of torpedoes.
92 550x352 Kapal Selam Paling Mematikan Dunia
8. Victor III Class – Soviet Union
Kecepatan mencapai 32 knot dengan spesifikasi senjata tempur 2 x SS-N-15 ‘Starfish’ anti-submarine missiles, plus 2 x SS-N-21 ‘Sampson’ cruise missiles or 2 x SS-N-16 ‘Stalion’ missiles2 x 650-mm and 6 x 533-mm bow tubes (two 533-mm tubes with 406-mm liners). 6 x 650-mm torpedoes an up to 18 x 533-mmOR, 36 ground mines in place of torpedoes.
83 550x360 Kapal Selam Paling Mematikan Dunia
7. Sierra Class – Soviet Union
Kecepatan mencapai 10 knot dengan spesifikasi senjata tempur SS-N-15 Starfish or SS-N-16 Stallion anti- submarine missiles; SS-N-21 Samsoncruise missiles4 x 650-mm and 4 x 533-mm torpedo tubesOR, 42 mines in place of torpedoes.


73 550x374 Kapal Selam Paling Mematikan Dunia
6. Trafalgar Class – UK
Kecepatanya mencapai 30 knot dengan spesifikasi senjata tempur 5 x 21 inch torpedo tubesTomahawk land-attack cruise missilesSpearfish wire-guided heavyweight torpedoes. Harpoon anti surface missiles.
62 550x305 Kapal Selam Paling Mematikan Dunia
5. Type 093 Shang Class – China
Kecepatanya mencapai 35 knot dengan spesifikasi senjata tempur YJ-82 anti-ship missiles6 x 533-mm torpedo tubes.
53 550x204 Kapal Selam Paling Mematikan Dunia
4. Astute Class – UK
Kecepatanya mencapai 29 knot dengan spesifikasi senjata tempur Tomahawk cruise missiles; Harpoon anti-ship missiles in place of torpedoes6 x 533-mm bow tubes for 36 Spearfish torpedoesOR. Mines in place of torpedoes.
4a1 550x412 Kapal Selam Paling Mematikan Dunia
3. Seawolf Class – USA
Kecepatan mencapai 18 knot dengan spesifikasi senjata tempur 8 x 660-mm torpedo tubes for 50 torpedoes or cruise missiles OR Up to 100 mines in place of torpedoes or missiles.
33 550x312 Kapal Selam Paling Mematikan Dunia
2. Akula II Class – Soviet Union
Kecepatan mencapai 12 knot dengan spesifikasi senjata tempur 4 x 650 mm and 4 x 533-mm torpedo tubes for up to 40 torpedoes or missiles OR Up to 42 mines in place of torpedoes.
22 550x337 Kapal Selam Paling Mematikan Dunia
1. Virginia Class – USA
Kecepatanya mencapai 25 knot dengan spesifikasi senjata tempur 12 x vertical launch system tubes for UGM-109 Tomahawk missiles4 x 533-mm bow tubes for Mk.48 torpedoes, Smart mines in place of torpedoes.
17 Kapal Selam Paling Mematikan Dunia
dari berbagai sumber

Wednesday, February 23, 2011

Batalyon Infanteri Raider (Yon Raiders)

Batalyon Infanteri 100/Raider Kodam I/Bukit Barisan
Sebuah pasukan elit infanteri lintas udara Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bermarkas di Sumatera Utara. Batalyon ini pernah dibekukan kegiatannya pada tanggal 2 Oktober 2002 setelah terjadi bentrokan antara oknum anggota batalyon dengan oknum anggota Brigade Mobil Polda Sumut. Sebelum dibekukan, batalyon ini bernama resmi Batalyon Infanteri Lintas Udara 100/Prajurit Setia disingkat Yonif Linud 100/PS. 5 bulan setelah pembekuannya, batalyon ini kemudian diaktifkan kembali pada tanggal 8 Maret 2003 dengan nama baru Yonif 100/Raider Kodam Bukit Barisan. Anggota kesatuan ini sebagian besar diganti dan didatangkan dari Kodam I/Bukit Barisan, Kodam II/Sriwijaya, Kodam III/Siliwangi, Kodam IV/Diponegoro dan Kodam V/Brawijaya serta dari Kodam Jaya dan sebagian hasil seleksi dari anggota Yonif 100 sendiri.
Batalyon Infanteri 200/Raider Kodam II/Sriwijaya

Sebuah pasukan elit infanteri Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang berdiri tanggal 5 April 1958. Batalyon ini sebelumnya bernama Yonif 145/Bhakti egara Laga Utama, setelah mengikuti latihan raiders di Sumatera Selatan, maka pada tanggal 22 Desember 2003 diresmikan menjadi Yonif 200/Raider di bawah komando Kodam II/Sriwijaya.
Batalyon Infanteri 300/Raider Kodam III/Siliwangi

Sebuah pasukan elit infanteri Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang sebelumnya bernama Yonif 327/Brajawijaya. Yonif 300/Raider mempunyai moto “Cepat, Senyap, Tepat”. Artinya, di dalam menghadapi dan mendekati sasaran musuh, bergerak secara senyap dengan menyelesaikan pertempuran dengan cepat dan menghancurkan sasaran secara tepat di segala medan pertempuran. Semboyan Yonif 300/Raider adalah ” gaguyub sa awi wulung, gahiji sa kai jati”. Artinya, rapat berhimpun seperti bambu hitam dan satu suara dalam menentukan arah bergerak seperti kumpulan bambu hitam yang tertiup angin satu ke kiri semua ke kiri dan satu ke kanan semua ke kanan. Yonif 300/Raider membawahi 5 kompi.
Didirikan 9 Mei 1960 di lapangan Pangalengan dengan nama Yonif 327/Jaya Yudha oleh Pangdam Siliwangi R.A. Kosasih. Komandan Yonif pertama adalah Kapten Inf. B.A. Simamora. Tanggal 21 Maret 1963 Yonif 327/Jaya Yudha menjadi organik Brigade Infanteri-12. Tanggal 20 Mei 1963 Yonif 327 menerima tunggul Brajawijaya dari Yonif 302 yang dibekukan keberadaannya. Perubahan nama Yonif 327/Brajawijaya ke Yonif 300/Raider terjadi pada tanggal 31 Desember 2003. Ketika itu, Pangdam III/Siliwangi melalui surat keputusan No. Skep/289-03/XII/2003 membekukan Yonif 327/Brajawijaya. Selanjutnya, mengesahkan pembentukan Yonif 300/Raider
Batalyon Infanteri 400/Raider Kodam IV/Diponegoro
Sebuah pasukan elit infanteri lintas udara Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang sebelumnya bernama Yonif 401/Banteng Raider. Batalyon yang sudah ada sejak 24 Maret 1954 ini awalnya adalah Batalyon 454 yang sejak dulu sudah dikenal sebagai satuan elit setingkat pasukan komando (pasukan khusus) di jajaran Kodam IV/Diponegoro. Batalyon 454 pada tahun 1965 mendapat perintah untuk mengikuti HUT ABRI 1965 di Jakarta, namun batalyon ini akhirnya berada di tengah simpang siur situasi sejarah Gerakan 30 September. Sejarah Yonif-400 diawali dari Letnan Kolonel Achamd Yani sebagai Komandan Brigade N Sub Teritorium XII dalam menumpas gerakan DI/TII di daerah operasi yang disebut sebagai daerah Gerakan Banteng Nasional (GBN).
Pada tanggal 12 Mei 1953 dibentuk satuan kecil dengan tugas menyerang langsung untuk memukul dengan jitu dan menentukan dalam pertempuran terhadapan DI/TII sebagai lawan, serta mengiringi gerak pasukan lain dalam operasi. Pada awalnya dilatih sebanyak 2 kompi, yaitu: Kompi Banteng Raiders I (Kompi BR I) dengan Komandan Kompi Kapten Pujadi. Anggotanya diambil dari Yonif-401/Rajawali pimpinan Kapten Inf Oemar Said. Kompi Banteng Raiders II (Kompi BR II), dengan Komandan Kompi Kapten Yasir Hadibroto. Anggotanya diambil dari Yonif-402/Banteng Loreng pimpinan Kapten Soerono. Setelah itu diujicoba dalam pertempuran menumpas DI/TII. Pada tanggal 2 Agustus 1952 dibentuk lagi sebanyak 2 kompi.
Anggotanya diambil dari Yonif-404/Cocor Merah pimpinan Kapten Prawoto. Kemudian setelah ada 4 kompi BR tersebut di atas diadakan lagi penambahan: 1. Kompi Banteng Raiders V (Kompi BR V) dengan Komandan Kompi Letnan Satu Ali Moertopo. 2. Kompi Staff/Markas dengan anggota dari Yonif-405, Yonif-406, dan Yonif-407. Pada tanggal 25 Februari 1953 batalyon diresmikan dengan nama Batalyon-431/Banteng Raiders oleh Dan Meninf Sub Teritorium XII Letkol Achmad Yani
Batalyon Infanteri 500/Raider Kodam V/Brawijaya
Sebuah pasukan elit infanteri lintas udara Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang sebelumnya bernama Yonif 507/Sikatan. Batalyon ini dibentuk sejak 30 Oktober 1945. Batalyon 507 melakukan latihan raider dan berubah nama menjadi Yonif 500/Raider. Sedang angka 507 rencananya akan dipakai untuk angka batalyon infanteri baru.
Batalyon Infanteri 600/Raider Kodam VI/Tanjungpura
Sebuah pasukan elit infanteri lintas udara Tentara Nasional Indonesia (TNI). Sebelum bernama Yonif Linud 612/Modang. Satuan ini merupakan bagian dari salah satu Batalyon yang diandalkan oleh Kodam VI/Tanjungpura dalam perannya sebagai alat pertahanan dan keamanan di wilayah Kalimantan khususnya dan Nusantara pada umumnya. Secara taktis operasional dan adminitrasi, Yonif 600/Raider langsung berada dibawah kendali Panglima Kodam VI/Tanjungpura. Cikal bakal Yonif 600/Raider berawal dari pecahan Yonif 609 Semanggi/Klaper yang saat itu baru saja selesai melaksanakan tugas operasi penumpasan DI/TII di Indramayu, Jawa Barat yang dilebur dengan Resimen Induk 22/Tanjungpura dan secara resmi menjadi Yonif 612/Modang pada tanggal 1 September 1959.
Dengan adanya upaya penyempurnaan organisasi secara terus menerus maka pada tahun 1966/1967 Yonif 612/Modang mengalami validasi. Pada tahun 1985 berdasarkan Sprin Pangdam IX Mulawarman nomor Sprin/96/1/I/1985, Yonif 612/Modang beralih status. Berdasarkan Surat Perintah Pangdam VI/Tanjungpura nomor Sprin/498/III/1986 tanggal 21 Maret 1986 terjadi perubahan status Batalyon Infanteri 612/Modang yang semula berada dibawah komando Korem 091/ASN menjadi Batalyon BS Mobil yang komando pengendaliannya langsung di bawah Pangdam VI/Tanjungpura terhitung mulai tanggal 1 April 1986. Kemudian pada tanggal 21 Juli 1987, berdasarkan Surat Perintah Pangdam VI/Tanjungpura nomor Sprin /386/VII/1987, Yonif 612/BS mobil resmi menjadi Batalyon Infanteri Lintas Udara 612/Modang.
Pada tahun 2003, untuk mengatisipasi semakin kompleksnya ancaman terhadap integritas NKRI, maka pada Desembar 2005 bersama-sama 10 Batalyon PMK lainnya dari jajaran TNI AD di Jakarta, Kepala Staf Angkatan Darat mengukuhkan 10 Batalyon Raider salah satunya Batalyon Infanteri 600/Raider. Hal ini diperkuat dengan Skep Kasad nomor Skep/44/X/2003 pada tanggal 20 Oktober 2003. Sejak saat itu Yonif 612/Modang resmi menjadi Batalyon Infanteri 600/Raider dengan bersemboyankan: “Cepat Senyap Tepat”.
Batalyon Infanteri 700/Raider Kodam VII/Wirabuana
pasukan elit infanteri lintas udara Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang membawahi seluruh wilayah Sulawesi. Cikal bakal sejarah Yonif Linud 700 pada masa tahun 1952 sampai 1967, bermula dari peristiwa-peristiwa di Sulawesi Selatan. Akibatnya, Batalyon Infanteri 720/Wolter Monginsidi di bawah pimpinan Kapten Andi Sose mendapat kepercayaan untuk menyelesaikan setiap gejolak yang ada di wilayah Sulawesi.
Dari batalyon ini melahirkan empat Kompi, yang salah satu kompinya dipimpin Lettu MP Frans Karangan, diresmikan menjadi Batalyon R, yang menjadi cikal bakal lahirnya Batalyon 758 ROI II tahun 1958. Dari sini, disusun sebagai Batalyon Inti dalam rangka pembentukan satu Batalyon RIT (Raider Indonesia Timur), yang menjadi Batalyon 700/RIT, tanggal 20 Maret 1963. Pada tahun 1967, batalyon ini kembali disahkan sebagai Batalyon yang menggunakan TAP 53-50 (ROI 64). Dan SK Menteri Pangab nomor Kep/966/8/1967 tanggal 17 Agustus 1967 yang menyatakan 28 Maret 1967 ditetapkan sebagai tanggal lahirnya Batalyon Infanteri Lintas Udara (Yonif Linud) 700. Angka 28 ini, diambil dari jumlah “Tali Parasut” yang digunakan untuk terjun pasukan Batalyon 700/RIT.
Tanggal 29 Oktober 1970, Batalyon 700/Linud mengalami perubahan nama menjadi “Batalyon Linud 700″. Kemudian, tanggal 25 Februari 1985, berubah “Yonif 700″ dengan tugas pokok sebagai “Satuan Pemukul Kodam XIV Hasanuddin”. Tahun 1986 nama “Yonif 700″ berubah menjadi “Yonif Linud 700/BS”. Status ini tetap hingga terjadi pembekuan sejumlah Kodam,dan Kodam VII Wirabuana yang dari gabungan Kodam XIV Hasanuddin dengan Kodam XIII Merdeka. Dan tahun 2003, berubah lagi menjadi Yonif 700/Raider Kodam VII Wirabuana.
Batalyon Infanteri 900/Raider Kodam IX/Udayana
sebuah pasukan elit infanteri Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang sebelumnya bernama Yonif 741/SBW. Berdiri pada tanggal 17 Maret 1965, yonif ini diikutsertakan dalam pembentukan batalyon raider dan berganti nama Yonif 900/Raider Kodam Udayana. Dalam pelatihan pertama anggota Yonif-741 yang ambil bagian dalam pelatihan raider.
Batalyon Infanteri 323/Raider

sebuah pasukan elit infanteri lintas udara Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang didirikan pada tanggal 15 November 1950 dengan nama Batalyon 323/Buaya Putih. Komandan batalyon pertama adalah Kapten Inf Aj Witomo S. Batalyon ini merupakan gabungan dari kompi-kompi di TT III dan Kompi Pengawal pada PST-II Priangan. Pada 1 Desember 1950, Batalyon F/PST-II digabung dengan Brigade W/PMT menjadi Yonif 323/Bhayangkara. Tahun 1952 Yonif 323/Bhayangkara direorganisasi sesuai Yon ROI/OM Brigade A. Nama Buaya Putih dipakai resmi tanggal 11 September 1958 sehingga menjadi Yonif 323/Buaya Putih. Setelah mengikuti seleksi, maka pada 23 Desember 2003 Yonif 323/Buaya Putih resmi berubah nama menjadi Batalyon Infanteri 323/Raider sebagai bagian dari Brigade Infanteri 13/Galuh dan Divisi Infanteri 1/Kostrad.
Sebagai pasukan raider, batalyon ini memiliki kemampuan khusus untuk melaksanakan operasi raid dan mobil udara. Sebelum berubah menjadi batalyon raider, yang pernah menjadi komandan Yonif 323/Buaya Putih, batalyon ini dikomandandi antara lain oleh Jenderal. (Purn) Tyasno Sudarto (mantan KSAD) dan Jenderal (Purn) Agum Gumelar yang juga mantan Danjen Kopassus. Selama berdiri, pasukan Yonif 323 Raider Kostrad telah 17 kali mendapat penugasan operasi
Batalyon Infanteri 412 Raider

sebuah pasukan elit infanteri Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menginduk pada Brigif 6/Trisakti Baladaya. Sebelumnya Yonif ini bernama Yonif 412/Bharata Eka Sakti.Batalyon Infanteri 412 Raider Kostrad adalah salah satu Batalyon di jajaran Brigif 6 Divisi Infanteri 2/Kostrad.
Dari awal dibentuknya sampai dengan sekarang banyak mengalami proses perubahan Cikal bakal terbentuknya Yonif 412/Raider Kostrad bermula dari Batalyon Roi 1 “451″ Yonif 13 yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Panglima Tertinggi – VII/Dip nomor KPTS/58/7/1959 tanggal 15 Juli 1959 dan diresmikan pada tanggal 1 Agustus 1959 oleh Pangdam VII/Diponegoro Kolonel Inf Soeharto bertempat di alun-alun Purworejo. Dengan adanya restrukturisasi batalyon seKodam VII/Diponegoro berdasarkan Surat Keputusan Pangdam VII/Diponegoro nomor Kep/38/8/1965 tanggal 1 Agustus 1965, maka Yonif 451 dilebur menjadi Yon “L” dengan tunggul berintikan gambar Ketunggeng “Scorpio” dengan nama “Bharata Eka Shakti” yang berarti ksatria yang kokoh dan mempunyai kekuatan luar biasa. Berdasarkan Surat Keputusan Pangdam VII/Dip nomor Kep/8/2/1966 tanggal 7 Februari 1966 semua Batalyon dalam jajaran Brigif 6 yang semula menggunakan kode huruf diganti dengan kode angka sehingga Yon “L” berubah nama menjadi Yon 412, sedangkan penggunaan lokasi “412″ oleh seluruh anggota dilaksanakan bertepatan dengan hari Kesaktian Pancasila (1 Oktober 1966).
Berdasarkan surat keputusan Pangdam VII/ Dip nomor Kep /11/I/1978 tanggal 20 Januari 1978, status Batalyon-batalyon Brigif 6 termasuk Yonif 412 lepas dari Kodam VII/Dip dan selanjutnya masuk menjadi organisasi Administratif Kostrad hingga sebutannya menjadi Yonif 412 Brigif 6 Kostrad. Berdasarkan keputusan Kasad nomor Kep/46/XII/2003 tanggal 15 Desember 2003 tentang pembekuan 8 satuan Yonif Pemukul Kodam dan 2 satuan Yonif Kostrad serta pengesahan pembentukan 10 satuan Yonif Raider di Jajaran TNI AD maka Yonif 412 menjadi Yonif 412/Raider dengan tunggul bergambar Pisau Raider dan Lintas Petir dengan semboyan “Cepat Senyap Tepat”.
Batalyon Infanteri 514/Raider
Batalyon Infanteri 514/Raider atau sebelumnya dikenal juga sebagai Batalyon Infanteri 514/Sabbada Yudha merupakan Batalyon Infanteri yang berada dibawah komando Brigif 9/Daraka Yudha,Kostrad. Pada tanggal 15 Desember 2005 Mako Yonif 514/ Raider Kostrad. Kesatrian Yonif 514/R yang sangat luas dan dilengkapi dengan sarana prasarana yang lengkap merupakan kebanggaan tersendiri bagi prajurit Yonif 514.
Pembentukan Batalyon Infanteri 514/Raider dimaksudkan agar seluruh Satuan jajaran Kostrad memiliki kemampuan yang seimbang, dalam artian semua satuan Brigif non Linud di Satuan Jajaran Kostrad memiliki kemampuan yang sama dengan Brigif lainnya yang telah memiliki Batalyon Raider sebagai Satuan Pemukul Strategis, yang mampu beroperasi pada berbagai situasi. erbagai penugasan yang sudah diberikan oleh Komando Atas kepada Batalyon 514/R dalam sejarah pengabdiannya telah dijawab dengan berbagai prestasi di medan penugasan sehingga mengharumkan nama Satuan ini.
Batalyon Infanteri 733 /Raider

Satuan yang sejak berdiri sudah dipimpin oleh 30 orang pejabat komandan batalyon (danyon) ini eksis mulai 1961, ketika Pangdam XV/Pattimura mengeluakan perintah untuk membentuk batalyon baru sebagai batalyon organik ketiga di Kodam XV/Pattimura. Batalyon baru itu lalu diberi nomor kode 15-3 dan pada upacara militer di Lapangan Merdeka, Ambon 3 Juli 1961 satuan ini resmi berdiri dengan nama Batalyon Infanteri 15-3. Pada 1964 dilakukan perubahan pada organisasi satuan ini, disesuaikan dengan Tabel Organisasi Peralatan – Rangka Organisasi Infanteri (TOP ROI) 64. Setahun kemudian (1 Mei 1965) nama Batalyon Infanteri 15-3 diubah menjadi Batalyon Infanteri 733 (Yonif 733).
Pada era 70-an, dengan kemampuan terjun/peterjun (Para) yang dimiliki oleh para personel Yonif 733, satuan ini kemudian diubah namanya sesuai dengan surat keputusan Kepada Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) menjadi Batalyon Infanteri 733 Para Berdiri Sendiri (Yonif 733 Para BS).
Selanjutnya berdasarkan berbagai pertimbangan demi kepentingan organisasi, penyebutan “Para” pada nama satuan Yonif 733 dihilangkan dan pada 16 Pebruari 1985 Yonif 733 Para BS diresmikan namanya menjadi Yonif 733 BS. Lalu pada tahun berikutnya (5 Juli 1986) nama satuan ini kembali diubah, dari Yonif 733 BS menjadi Batalyon Infanteri Lintas Udara 733/Masariku (Yonif Linud 733/Masariku). Nama “Masariku” diambil dari nama burung khas Maluku yang kecil, lincah, dan peka terhadap perubahan situasi dan kondisi sekitarnya. Ia mudah beradaptasi dengan alam, baik di darat, di laut maupun di udara, serta dapat hidup di dalam cuaca dan medan yang sesulit apapun. Ia juga mempunyai sifat selalu bergerak dalam mencari mangsanya.
sumber:wikipedia & berbagai sumber

Thursday, February 17, 2011

Batalyon Infanteri 131

Batalyon Infanteri 131/Braja Sakti atau Yonif 121/BRS adalah salah satu Batalyon infanteri dibawah komando Korem 032/Wirabraja. Markas komando batalyon saat ini berkedudukan Kelurahan Ranah Tiakar, Payakumbuh sekaligus sebagai Markas Kompi A, B, dan Kompi Bantuan. Sedangkan Kompi C berkedudukan di Tanjung Pati, Kabupaten 50 Kota.

Pembentukan batalyon ini didasari oleh adanya pemberontakan PRRI di wilayah Sumatera bagian Barat akibat ketidakpuasan terhadap pemerintah pusat pada tahun 1955an. Untuk menjaga wilayah tersebut, maka dibentuklah batalyon untuk menjaga keamanan dan mempertahankan daerah dari serangan pemberontak. Tanggal 22 Januari 1959 ditetapkan sebagai hari jadi Batalyon Infanteri ini Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor : KPTS-40/I/1959 tanggal 22 Januari 1959 tentang pengesahan Batalyon Infanteri “A” Komando Operasi 17 Agustus.


Sejarah

Embrio batalyon adalah pasukan Mayor Noermatias yang sejak tanggal 26 April 1958 telah melakukan tugas dan bazzeting ke daerah Pariaman yang telah dibebaskan. Penyerahan kota Pariaman dilakukan oleh Dan RTP II Brawijaya Overste Syahbirin Muchtar kepada Mayor Noermatias dengan penugasan Ex. Batalyon 140 KDMST RTP-II/Brawijaya sebagai anggota Batalyon Noermatias. Berdasarkan Surat Keputusan Komando Operasi 17 Agustus nomor : KPTS/15/a/6/1958 tanggal 18 Mei 1958 dan KPTS-15/a/7/1959 tentang penunjukan Mayor Noermatias untuk membentuk Batalyon Infanteri “A” sebagai penghargaan atas tindakan yang berani menentang PRRI. Kota Pariaman kembali diserang oleh pemberontak pada 7 Juli 1958, tetapi dapat dipukul mundur.

Berdasarjam Surat Perintah Komando Operasi 17 Agustus nomor : SP-214/6/1958 tanggal 15 Juli 1958 tentang perintah kepada Mayor Noermatias, Lettu Djohan Rivai, Lettu Sohor Simarmata dan Lettu Soehadi beserta seluruh kompinya masuk dalam Batalyon Infanteri “A”. Penambahan pasukan dilakukan pada tanggal 22 September 1958 dengan Surat Perintah Komando Operasi 17 Agustus nomor : SP-734/9/1958 yang memerintahkan Ex. Kompi KDMST Detasemen J, Kompi-F Yon 136, Kompi Markas Yon 140, Kompi-B Yon 140 secara organik masuk kedalam Batalyon Infanteri-A. Sehingga total anggota batalyon pada bulan Pebruari 1959 berkekuatan 649 orang.



Mars Braja Sakti

Ayo Kawan-kawan Semua
Prajurit Braja Perkasa
Bergerak Maju Serentak
Rela Berkorban Jiwa

Braja Sakti Siap Sedia
Mengawal Ibu Pertiwi
Pendukung Cita-cita Bangsa
Indonesia Merdeka

Reff : Maju Terus Maju Terus
Pantang Mundur Pantang Mundur
Pancasila Jiwaku
Maju Terus Maju Terus

Pantang Mundur Pantang Mundur
Sapta Marga Amalku
Maju Terus Maju Terus
Pantang Mundur Pantang Mundur

Braja Sakti Semangatku
Dharma Bhakti Bhinneka Untuk Indonesia Jaya
Pengalaman Operasi:

* Tahun 1958 s/d 1961, mulai dari saat pengesahannya Batalyon Infanteri “A” melaksanakan penumpasan pemberontakan PRRI dengan kedudukan kompi-kompi terpisah serta kedudukan Markas Komando yang berpindah-pindah mulai dari Padang, Bukittinggi dan Kabupaten 50 Kota.
* Tahun 1962 Batalyon Infanteri 131/BRS bertugas didaerah Riau daratan dengan kedudukan tersebar mulai dari Bangkinang, Muara Mahat, Rokan, Bengkalis sampai Rengat dan sekitarnya.
* Tahun 1965 Batalyon Infanteri 131/BRS bertugas didaerah Korem 031/Wira Bima dalam rangka menyukseskan Dwikora lebih kurang 10 bulan.
* Tahun 1977 s/d 1978 Batalyon Infanteri 131/BRS tugas operasi penumpasan GPK Timor-timur
* Tahun 1985 s/d 1986 Batalyon Infanteri 131/BRS tugas operasi penumpasan GPK Timor-timur
* Tahun 1988 s/d 1989 Batalyon Infanteri 131/BRS tugas operasi penumpasan GPK Timor-timur
* Tahun 1990 1 SSK Alfa Batalyon Infanteri 131/BRS tugas operasi penumpasan GPK Aceh
* Tahun 1991-1992 2 SSK Batalyon Infanteri 131/BRS yaitu SSK 1 dan SSK 2 tugas operasi penumpasan GPK Aceh
* Tahun 1993 Batalyon Infanteri 131/BRS tugas operasi penumpasan GPK Timor-timur
* Tahun 1994-1995 Batalyon Infanteri 131/BRS tugas operasi Jaring Merah V penumpasan GPK Aceh sampai tahun 1995.
* Tahun 1996-1997 1 SSK Batalyon Infanteri 131/BRS yaitu SSK “A” tugas operasi Jaring Merah VII penumpasan GPK Aceh 1997.
* Tahun 1999 1 SSK Batalyon Infanteri 131/BRS tugas operasi Wibawa penumpasan GPK Aceh
* Pada tanggal 5 Mei 1999 s/d 15 Mei 2000 Yonif 131/BRS melaksanakan tugas pengamanan di daerah rawan Aceh dilanjutkan operasi Sadar Rencong I dan II.
* Pada tanggal 20 Desember 2000 s/d 16 Oktober 2001 Yonif 131/BRS melaksanakan tugas pengamanan di perbatasan NTT-Timor-timur.
* Pada tanggal 30 Mei 2002 s/d 31 Juli 2003, 2 SST Yonif 131/BRS melaksanakan tugas operasi di Jaya bergabung dengan Yonif 122/TS.
* Pada tanggal 21 Juni 2002 s/d 2 Agustus 2003, 2 SSK Yonif 131/BRS melaksanakan Pam Obvitnas di Lhokseumawe Aceh Utara dengan Yonif 133/YS.
* Pada tanggal 23 Agustus 2002 s/d 29 Oktober 2003 Yonif 131/BRS melaksanakan Pam Obvitnas di Lhokseumawe Aceh Utara.
* Pada bulan Juli 2004 2 SST Yonif 131/BRS bergabung dengan Yonif 133/YS melaksanakan Pam Wil di NAD.
* Pada tanggal 07 Oktober 2004 Yonif 131/BRS melaksanakan Pam Obvitnas di Lhokseumawe Aceh Utara.
Anggota Gugur

Pada tanggal 9 Mei 1983 didirikan Tugu Syuhada di Markas Komando Batalyon, dengan maksud untuk mengenang para Pahlawan Yonif 131/Braja Sakti yang gugur dalam mengemban tugas . Nama-nama Prajurit yang gugur di medan bhakti diabadikan pada tugu pahlawan tersebut.

Jumlah Anggota yang gugur: 18 orang (medan tugas Timtim), 5 orang (medan tugas Aceh), 4 orang (medan tugas Atambua).



Batalyon Tentara Nasional Indonesia

Batalyon raider

Nama batalyon Raider
1. Batalyon Infanteri 100/Raider
2. Batalyon Infanteri 200/Raider
3. Batalyon Infanteri 300/Raider
4. Batalyon Infanteri 400/Raider
5. Batalyon Infanteri 500/Raider
6. Batalyon Infanteri 600/Raider
7. Batalyon Infanteri 700/Raider
8. Batalyon Infanteri 900/Raider
9. Batalyon Infanteri 323/Raider
10. Batalyon Infanteri 412/Raider
11. Batalyon Infanteri 514/Raider
12. Batalyon Infanteri 733/Raider
Komando wilayah
Kodam Bukit Barisan
Kodam Sriwijaya
Kodam Siliwangi
Kodam Diponegoro
Kodam Brawijaya
Kodam Tanjungpura
Kodam Wirabuana
Kodam Udayana
Divisi Infanteri 1/Kostrad
Divisi Infanteri 2/Kostrad
Divisi Infanteri 2/Kostrad
Kodam Pattimura
Markas besar
Sumatera Utara
Sumatera Selatan
Cianjur, Jawa Barat
Semarang, Jawa Tengah
Surabaya, Jawa Timur
Kalimantan Timur


Banjar, Jawa Barat
Purworejo, Jawa Tengah
Bondowoso, Jawa Timur
Ambon

Batalyon kavaleri

Nama batalyon Kavaleri
1. Batalyon Kavaleri 6
2. Batalyon Kavaleri 5
3. Batalyon Kavaleri 4
4. Batalyon Kavaleri 2
5. Batalyon Kavaleri 3
6. Batalyon Kavaleri 12
7. Batalyon Kavaleri 10
8. Batalyon Kavaleri 11
9. Batalyon Kavaleri 9
10. Batalyon Kavaleri 7
11. Batalyon Kavaleri 1
12. Batalyon Kavaleri 8
Komando wilayah
Kodam Bukit Barisan
Kodam Sriwijaya
Kodam Siliwangi
Kodam Diponegoro
Kodam Brawijaya
Kodam Tanjungpura
Kodam Wirabuana
Kodam Iskandar Muda
Kodam Jaya
Kodam Jaya
Divisi Infanteri 1/Kostrad
Divisi Infanteri 2/Kostrad
Markas besar
Sumatera Utara
Sumatera Selatan
Bandung, Jawa Barat
Semarang, Jawa Tengah
Malang, Jawa Timur
Kalimantan Timur
Sulawesi Selatan
Aceh
Banten
Jakarta
Jakarta
Pasuruan, Jawa Timur

Batalyon artileri

Batalyon Artileri Medan:
1. Batalyon Artileri Medan 1
2. Batalyon Artileri Medan 2
3. Batalyon Artileri Medan 3
4. Batalyon Artileri Medan 4
5. Batalyon Artileri Medan 5
6. Batalyon Artileri Medan 6
7. Batalyon Artileri Medan 7
8. Batalyon Artileri Medan 8
9. Batalyon Artileri Medan 9
10. Batalyon Artileri Medan 10
11. Batalyon Artileri Medan 11
12. Batalyon Artileri Medan 12
13. Batalyon Artileri Medan 13
14. Batalyon Artileri Medan 15
15. Batalyon Artileri Medan 16
16. Batalyon Artileri Medan 17
17. Batalyon Artileri Medan 18
18. Batalyon Artileri Medan 19
Batalyon Artileri Pertahanan Udara Ringan:
1. Batalyon Artileri Pertahanan Udara Ringan 1
2. Batalyon Artileri Pertahanan Udara Ringan 2
3. Batalyon Artileri Pertahanan Udara Ringan 3
Batalyon Artileri Pertahanan Udara Sedang:
1. Batalyon Artileri Pertahanan Udara Sedang 6
2. Batalyon Artileri Pertahanan Udara Sedang 8
3. Batalyon Artileri Pertahanan Udara Sedang 10
4. Batalyon Artileri Pertahanan Udara Sedang 11
5. Batalyon Artileri Pertahanan Udara Sedang 13
6. Batalyon Artileri Pertahanan Udara Sedang 14
7. Batalyon Artileri Pertahanan Udara Sedang 15
Markas besar:
Kodam V/Brawijaya
Kodam I/Bukit Barisan
Kodam IV/Diponegoro
Kodam III/Siliwangi
Kodam III/Siliwangi
Kodam VII/Wirabuana
Kodam Jaya
Men Armed 1/Divif 2/Kostrad
Men Armed 2/Divif 1/Kostrad
Men Armed 2/Divif 1/Kostrad
Men Armed 1/Divif 2/Kostrad
Men Armed 1/Divif 2/Kostrad
Men Armed 2/Divif 1/Kostrad
Kodam II/Sriwijaya
Kodam VI/Tanjungpura
Kodam Iskandar Muda
Kodam VI/Tanjungpura
Kostrad

Kostrad
Kostrad
Kodam III/Siliwangi

Kodam Jaya
Kodam V/Brawijaya
Kodam Jaya
Kodam I/Bukit Barisan
Kodam I/Bukit Barisan
Kodam III/Siliwangi
Kodam IV/Diponegoro

Batalyon infanteri

Nama batalyon Infanteri
1. Batalyon Infanteri 111
2. Batalyon Infanteri 112
3. Batalyon Infanteri 113
4. Batalyon Infanteri 114
5. Batalyon Infanteri 115
6. Batalyon Infanteri 116
7. Batalyon Infanteri Lintas Udara 100
8. Batalyon Infanteri 121
9. Batalyon Infanteri 122
10. Batalyon Infanteri 123
11. Batalyon Infanteri 125
12. Batalyon Infanteri 126
13. Batalyon Infanteri 131
14. Batalyon Infanteri 132
15. Batalyon Infanteri 133
16. Batalyon Infanteri 134
17. Batalyon Infanteri 141
18. Batalyon Infanteri 142
19. Batalyon Infanteri 143
20. Batalyon Infanteri 144
21. Batalyon Infanteri 145
22. Batalyon Infanteri 201
23. Batalyon Infanteri 202
24. Batalyon Infanteri 203
25. Batalyon Infanteri 301
26. Batalyon Infanteri 303
27. Batalyon Infanteri Lintas Udara 305
28. Batalyon Infanteri 310
29. Batalyon Infanteri 312
30. Batalyon Infanteri 315
31. Batalyon Infanteri 320
32. Batalyon Infanteri 321
33. Batalyon Infanteri 323
34. Batalyon Infanteri 327
35. Batalyon Infanteri Lintas Udara 328
36. Batalyon Infanteri Lintas Udara 330
37. Batalyon Infanteri 401
38. Batalyon Infanteri 403
39. Batalyon Infanteri 405
40. Batalyon Infanteri 406
41. Batalyon Infanteri 407
42. Batalyon Infanteri 408
43. Batalyon Infanteri 410
44. Batalyon Infanteri 411
45. Batalyon Infanteri 412
46. Batalyon Infanteri 413
47. Batalyon Infanteri Lintas Udara 501
48. Batalyon Infanteri Lintas Udara 502
49. Batalyon Infanteri 503
50. Batalyon Infanteri 507
51. Batalyon Infanteri 509
52. Batalyon Infanteri 511
53. Batalyon Infanteri 512
54. Batalyon Infanteri 514
55. Batalyon Infanteri 515
56. Batalyon Infanteri 516
57. Batalyon Infanteri 521
58. Batalyon Infanteri 527
59. Batalyon Infanteri 611
60. Batalyon Infanteri 612
61. Batalyon Infanteri 613
62. Batalyon Infanteri 614
63. Batalyon Infanteri 621
64. Batalyon Infanteri 623
65. Batalyon Infanteri 631
66. Batalyon Infanteri 641
67. Batalyon Infanteri 642
68. Batalyon Infanteri 643
69. Batalyon Infanteri 644
70. Batalyon Infanteri Lintas Udara 431
71. Batalyon Infanteri Lintas Udara 432
72. Batalyon Infanteri Lintas Udara 433
73. Batalyon Infanteri 700
74. Batalyon Infanteri 711
75. Batalyon Infanteri 712
76. Batalyon Infanteri 713
77. Batalyon Infanteri 714
78. Batalyon Infanteri 721
79. Batalyon Infanteri 725
80. Batalyon Infanteri 726
81. Batalyon Infanteri 731
82. Batalyon Infanteri 732
83. Batalyon Infanteri 733
84. Batalyon Infanteri 741
85. Batalyon Infanteri 742
86. Batalyon Infanteri 743
87. Batalyon Infanteri 744
88. Batalyon Infanteri 751
89. Batalyon Infanteri 752
90. Batalyon Infanteri 753
91. Batalyon Infanteri 754
92. Batalyon Infanteri 755
93. Batalyon Infanteri 756
94. Batalyon Infanteri 221

Markas besar
Tualang Cut, Aceh Timur Korem 011 - Kodam Iskandar Muda
Banda Aceh Korem 012 - Kodam Iskandar Muda
Bireun, Aceh Utara Kodam Iskandar Muda
Rembele, Bener Meriah, Korem 011 - Kodam Iskandar Muda
Pasi Raja, Aceh Selatan Kodam Iskandar Muda
Alue Penyaring, Aceh Barat, Kodam Iskandar Muda
Namu Sira-sira, Binjai, Sumut, Kodam I/Bukit Barisan
Deli Serdang, Sumut, Brigif 7/Rimba Raya - Kodam I/Bukit Barisan
Pematangsiantar, Sumut, Brigif 7/Rimba Raya - Kodam I/Bukit Barisan
Medan, Sumut, Korem 023 - Kodam I/Bukit Barisan
Kabanjahe, Sumut, Brigif 7/Rimba Raya - Kodam I/Bukit Barisan
Kisaran, Sumut, Korem 022 - Kodam I/Bukit Barisan
Payakumbuh, Sumbar, Korem 032 - Kodam I/Bukit Barisan
Bangkinang, Riau, Korem 031 - Kodam I/Bukit Barisan
Padang Panjang, Sumbar, Korem 032 - Kodam I/Bukit Barisan
Batam, Kepulauan Riau, Korem 031 - Kodam I/Bukit Barisan
Muara Enim, Korem 044 - Kodam II/Sriwijaya
Jambi, Korem 042 - Kodam II/Sriwijaya
Natar, Lampung, Korem 043 - Kodam II/Sriwijaya
Bengkulu, Korem 041 - Kodam II/Sriwijaya
Serong, Palembang, Sumsel, Kodam II/Sriwijaya
Gandaria, Jakarta Timur, Brigif 1/Jaya Sakti - Kodam Jaya
Bekasi, Jawa Barat, Brigif 1/Jaya Sakti - Kodam Jaya
Tangerang, Banten, Brigif 1/Jaya Sakti - Kodam Jaya
Sumedang, Jawa Barat, Korem 063 - Kodam III/Siliwangi
Garut, Jawa Barat, Brigif 13/Galuh - Kostrad
Karawang, Jawa Barat, Brigif Linud 17/Kujang I - Kostrad
Sukabumi, Jawa Barat, Brigif 15/Kujang II - Kodam III/Siliwangi
Subang, Jawa Barat, Brigif 15/Kujang II - Kodam III/Siliwangi
Bogor, Jawa Barat, Korem 061 - Kodam III/Siliwangi
Pandeglang, Banten, Korem 064 - Kodam III/Siliwangi
Majalengka, Jawa Barat, Brigif 13/Galuh - Kostrad
Ciamis, Jawa Barat, Brigif 13/Galuh - Kostrad
Cianjur, Jawa Barat, Brigif 15/Kujang II - Kodam III/Siliwangi
Cilodong, Bogor, Brigif Linud 17/Kujang I - Kostrad
Cicalengka, Bandung, Brigif Linud 17/Kujang I - Kostrad
Srondol, Semarang, Kodam IV/Diponegoro
Yogyakarta, Korem 072 - Kodam IV/Diponegoro
Banyumas, Jawa Tengah, Brigif 4/Dewa Ratna - Kodam IV/Diponegoro
Purbalingga, Brigif 4/Dewa Ratna - Kodam IV/Diponegoro
Tegal, Brigif 4/Dewa Ratna - Kodam IV/Diponegoro
Sragen, Korem 074 - Kodam IV/Diponegoro
Blora, Korem 073 - Kodam IV/Diponegoro
Salatiga, Brigif 6/Trisakti Baladaya - Kostrad
Purworejo, Brigif 6/Trisakti Baladaya - Kostrad
Sukoharjo, Brigif 6/Trisakti Baladaya - Kostrad
Madiun, Brigif Linud 18/Trisula - Kostrad
Malang, Brigif Linud 18/Trisula - Kostrad
Mojokerto, Brigif Linud 18/Trisula - Kostrad
Surabaya, Kodam V/Brawijaya
Jember, Brigif 9/Daraka Yudha - Kostrad
Blitar, Brigif 16/Wira Yudha - Kodam V/Brawijaya
Blitar, Korem 081 - Kodam V/Brawijaya
Situbondo, Brigif 9/Daraka Yudha - Kostrad
Tanggul, Brigif 9/Daraka Yudha - Kostrad
Surabaya, Korem 084 - Kodam V/Brawijaya
Kediri, Brigif 16/Wira Yudha - Kodam V/Brawijaya
Lumajang, Brigif 16/Wira Yudha - Kodam V/Brawijaya
Samarinda, Korem 091 - Kodam VI/Tanjungpura
Balikpapan, Kodam VI/Tanjungpura
Tarakan, Kaltim, Korem 091 - Kodam VI/Tanjungpura
Malinau, Kaltim, Korem 091 - Kodam VI/Tanjungpura
Kandangan, Kalsel, Korem 101 - Kodam VI/Tanjungpura
Banjarmasin, Kalsel, Korem 101 - Kodam VI/Tanjungpura
Palangkaraya, Kalteng, Korem 102 - Kodam VI/Tanjungpura
Singkawang, Kalbar, Brigif 19/Khatulistiwa - Kodam VI/Tanjungpura
Sintang, Kalbar, Brigif 19/Khatulistiwa - Kodam VI/Tanjungpura
Pontianak, Kalbar, Kodam VI/Tanjungpura
Putussibau, Kalbar, Brigif 19/Khatulistiwa - Kodam VI/Tanjungpura
Maros, Sulsel, Brigif Linud 3/TBM - Kostrad
Makasar, Sulsel, Brigif Linud 3/TBM - Kostrad
Sulsel, Brigif Linud 3/TBM - Kostrad
Makasar, Sulsel, Kodam VII/Wirabuana
Palu, Sulteng, Korem 132 - Kodam VII/Wirabuana
Manado, Sulut, Korem 131 - Kodam VII/Wirabuana
Gorontalo, Korem 131 - Kodam VII/Wirabuana
Poso, Sulteng, Korem 132 - Kodam VII/Wirabuana
Pare-pare, Sulsel, Korem 142 - Kodam VII/Wirabuana
Kendari, Sultra, Korem 143 - Kodam VII/Wirabuana
Takalar, Sulsel, Korem 141 - Kodam VII/Wirabuana
Seram, Maluku, Kodam XVI/Pattimura
Ternate, Maluku Utara, Korem 152 - Kodam XVI/Pattimura
Ambon, Maluku, Korem 151 - Kodam XVI/Pattimura
Singaraja, Bali, Kodam IX/Udayana
Mataram, NTB, Korem 162 - Kodam IX/Udayana
Atambua, NTT, Korem 161 - Kodam IX/Udayana
Kupang, NTT, Korem 161 - Kodam IX/Udayana
Jayapura, Papua, Korem 172 - Kodam XVII/Trikora
Sorong, Korem 171 - Kodam XVII/Trikora
Nabire, Korem 174 - Kodam XVII/Trikora
Timika, Brigif 20/Ima Jayakeramo - Kodam XVII/Trikora
Merauke, Brigif 20/Ima Jayakeramo - Kodam XVII/Trikora
Wamena, Brigif 20/Ima Jayakeramo - Kodam XVII/Trikora
Gorontalo Utara, Brigif 22/Ota Manasa - Kostrad

Batalyon infanteri marinir

Nama batalyon Infanteri Marinir
1. Batalyon Infanteri 1/Marinir
2. Batalyon Infanteri 2/Marinir
3. Batalyon Infanteri 3/Marinir
4. Batalyon Infanteri 4/Marinir
5. Batalyon Infanteri 5/Marinir
6. Batalyon Infanteri 6/Marinir
7. Batalyon Infanteri 7/Marinir
8. Batalyon Infanteri 8/Marinir
9. Batalyon Infanteri 9/Marinir
Brigade Infanteri
Brigade Infanteri 1/Marinir
Brigade Infanteri 2/Marinir
Brigade Infanteri 1/Marinir
Brigade Infanteri 2/Marinir
Brigade Infanteri 1/Marinir
Brigade Infanteri 2/Marinir
Brigade Infanteri 3/Marinir
Brigade Infanteri 3/Marinir
Brigade Infanteri 3/Marinir
Markas besar
Surabaya
Jakarta
Surabaya
Jakarta
Surabaya
Jakarta
Lampung
Langkat
Lampung

Batalyon Paskhas

Nama batalyon Infanteri Paskhas
1. Batalyon Paskhas 461/Paskhas
2. Batalyon Paskhas 462/Paskhas
3. Batalyon Paskhas 463/Paskhas
4. Batalyon Paskhas 464/Paskhas
5. Batalyon Paskhas 465/Paskhas
6. Batalyon Paskhas 466/Paskhas
7. Batalyon Paskhas 467/Paskhas
Wing Paskhas
Wing 1 Paskhas/Harda Marutha
Wing 1 Paskhas/Harda Marutha
Wing 2 Paskhas/Harda Marutha
Wing 2 Paskhas/Harda Marutha
Wing 1 Paskhas/Harda Marutha
Wing 2 Paskhas/Harda Marutha
Wing 1 Paskhas/Harda Marutha
Markas besar
Jakarta
Riau
Madiun
Malang
Pontianak
Makasar
Jakarta

Batalyon zeni

Batalyon Zeni Tempur
1. Batalyon Zeni Tempur 1
2. Batalyon Zeni Tempur 2
3. Batalyon Zeni Tempur 3
4. Batalyon Zeni Tempur 4
5. Batalyon Zeni Tempur 5
6. Batalyon Zeni Tempur 8
7. Batalyon Zeni Tempur 9
8. Batalyon Zeni Tempur 10
9. Batalyon Zeni Tempur 16
Batalyon Zeni Konstruksi
1. Batalyon Zeni Konstruksi 11
2. Batalyon Zeni Konstruksi 12
3. Batalyon Zeni Konstruksi 13
4. Batalyon Zeni Konstruksi 14

SEJARAH KODAM I/ BUKIT BARISAN






                                                   Kodam I/ Bukit Barisan



Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan (sering disingkat Kodam I, Kodam Bukit Barisan, Kodam I/Bukit Barisan atau Kodam I/BB), dulunya bernama Komando Daerah Militer II/Bukit Barisan, merupakan Komando Kewilayahan Pertahanan yang meliputi provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau. Pangdam I/Bukit Barisan yang sekarang menjabat adalah Brigjen TNI Leonardus JP Siegers .


Sejarah

Pada 30 September 1945, pemuda-pemudi yang mencintai Kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 membentuk organisasi-organisasi massa. Seperti di Aceh berdiri Ikatan Pemuda Indonesia (IPI), di Medan Barisan Pemuda Indonesia (BPI), di Sumatera Barat, Pemuda Republik Indonesia (PRI) dan di Riau Pemuda Indonesia (PI). Organisasi-organisasi massa yang banyak berdiri itulah di antaranya menjelma menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Pembentukan TKR

Tanggal 10 Oktober 1945 di daerah Sumbagut secara resmi terbentuk TKR, tanggal 12 Oktober 1945 di Aceh TKR Divisi V, tanggal 10 Oktober 1945 di Sumatera Timur TKR Divisi IV, tanggal 10 November 1945 di Tapanuli Divisi VI dan tanggal 1 Januari 1946 di Sumatera Tengah (Sumbar-Riau) TKR Divisi III. Pada tanggal 13 Desember 1949 dibentuk Komando Tentara Teritorium Sumatera Utara (KO TT-SU), yang wilayahnya meliputi: Aceh, Sumatera Timur dan Tapanuli.

KO TT-I/SU

Berdasarkan Penetapan Kasad No: 83/Kasad/Pnt/1950 tanggal 20 Juni 1950 Komando Tentara Teritorium Sumatera Utara (KO TT-SU) dirubah menjadi Komando Tentara Teritorium-I Sumatera Utara (KO TT-I/SU) dan wilayahnya meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau.
Tanggal 20 Juni 1950 inilah ditetapkan sebagai Hari Jadi Kodam I/Bukit Barisan yang dikuatkan dengan ST Kasad No:ST/636/V/1986 tanggal 20 Mei 1986. Berdasarkan Penetapan Panglima KO TT-I/SU Nomor : 247/V/ORG/1951, selanjutnya tanggal 21 Juni 1951 KO TT-I/SU berubah menjadi KO TT-I/Bukit Barisan (KO TT-I/BB), sedangkan wilayahnya sama dengan KO TT-I/SU.
KO TT-I/BB membawahi 4 Resimen Infanteri, yaitu :
  • Resimen Infanteri 1 di Aceh,
  • Resimen Infanteri 2 di Sumatera Timur,
  • Resimen Infanteri 3 di Tapanuli dan
  • Resimen Infanteri 4 di Sumatera Barat-Riau.
Tanggal 27 Desember 1956 Resimen Infanteri 1 Aceh dan 4 di Sumatera Barat-Riau dipisahkan dari KO TT-I/BB dan selanjutnya masing-masing berkembang menjadi Komando Daerah Militer (KODAM). Di Aceh dibentuk Kodam I/Iskandar Muda, di Sumatera Barat-Riau dibentuk Kodam III/17 Agustus dan KO TT-I/BB berubah menjadi Kodam II/Bukit Barisan.

Penggabungan Kodam

Berdasarkan Perintah Operasi Kasad No:011/1984 tanggal 22 september 1984 tentang Reorganisasi TNI-AD yang kemudian disempurnakan dengan Surat Telegram Kasad No:STR/430/1984 tanggal 21 Oktober 1984 dan STR/603/1984 tanggal 28 Desember 1984, jumlah Kodam yang ada dikurangi menjadi 10 Kodam. Kodam I/Iskandar Muda, Kodam II/Bukit Barisan dan Kodam III/17 Agustus dilikuidasi atau dikurangi.
Ketiga Kodam tersebut dijadikan satu dengan nama Kodam I/Bukit Barisan dan wilayahnya meliputi : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau.
Atas dasar itu, Kodam I/BB saat itu telah membawahi 6 buah Korem, yaitu Korem 011/Lilawangsa di Lhokseumawe, Korem 012/Teuku Umar di Banda Aceh, Korem 022/Pantai Timur di Pematang Siantar, Korem 023/Kawal Samudra di Sibolga, Korem 031/Wira Bima di Pekanbaru, Korem 032/Wira Braja di Padang.

Pembentukan kembali Kodam Iskandar Muda

Dan mulai dari 5 Februari 2002 lalu, atas kebijakan pemerintah Kodam Iskandar Muda dinyatakan berdiri kembali dan membawahi 2 Korem yakni Korem 011/Lilawangsa dan Korem 012/Teuku Umar.

Korem di Kodam I/Bukit Barisan

Sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat ( KASAD ) Nomor : Kep / 67 / XII / 2005 tanggal 30 Desember 2005 telah dibentuk Korem 033/Wira Pratama Kodam I/BB, dengan demikian Korem yang berada di bawah Kodam I/BB menjadi 5 Korem yaitu :
  1. Korem 022/Pantai Timur berkedudukan di Pematang Siantar membawahi 5 Kodim, 85 Koramil dan 1 Yonif  Yonif 126/KC
  2. Korem 023/Kawal Samudra berkedudukan di Sibolga membawahi 6 Kodim , 75 Koramil dan 1 Yonif Yonif 123/RW 
  3. Korem 031/Wirabima berkedudukan di Pekan Baru, Riau membawahi 5 Kodim, 50 Koramil, 1 Yonif (Yonif 132/BS), Yon Arhanuse-13/Pekanbaru dan Denrudal 004 Dumai.
  4. Korem 032/Wirabraja berkedudukan di Padang, Sumatera Barat membawahi 9 Kodim, 83 Koramil dan 2 Yonif (Yonif 131/BRS dan Yonif 133/YS) serta Den Zipur-2.
  5. Korem 033/Wira Pratama yang berkedudukan di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau dengan membawahi 4 Kodim.(Yonif 134/TS)
  6. brigif 7 rimbaraya/berkedudukan di galang deli serdang
  7. membawahi 3 batalyon (121/MK 122/TS 125/SM)

Tingkat Komando Satuan Pelaksana Kodam

  • Kodim 0201/Bs (Medan)
  1. Korem 022/Pantai Timur (PT)


    • Kodim 0203/Langkat
    • Kodim 0204/Deli Serdang
    • Kodim 0207/Simalungun
    • Kodim 0208/Asahan
    • Kodim 0209/LabuhanBatu
  2. Korem 023/Kawal Samudra (KS)


    • Kodim 0205/Tanah Karo
    • Kodim 0206/Dairi
    • Kodim 0210/Tapanuli Utara
    • Kodim 0211/Tapanuli Tengah
    • Kodim 0212/Tapanuli Selatan
    • Kodim 0213/Nias
  3. Korem 031/Wirabima (WB)


    • Kodim 0301/Pekanbaru
    • Kodim 0302/IndragiriHulu
    • Kodim 0303/Bengkalis
    • Kodim 0313/Kampar
    • Kodim 0214/Indragiri Hilir
  4. Korem 032/Wirabraja (WBR)


    • Kodim 0304/Agam
    • Kodim 0305/Pasaman
    • Kodim 0306/50 Kota
    • Kodim 0307/Tanah Datar
    • Kodim 0308/P. Pariaman
    • Kodim 0309/Solok
    • Kodim 0310/Sawahlunto
    • Kodim 0311/Pessel
    • Kodim 0312/Padang
    • Kodim 0319/Mentawai
    • Kodim 0320/Bukittinggi
    • Kodim 0321/Pasaman Barat
  5. Korem 033/Wira Pratama (WP)


    • Kodim 0315/Kep Riau
    • Kodim 0316/Batam
    • Kodim 0317/Karimun
    • Kodim 0318/Natuna
  1. Resimen Induk Militer Kodam I/Bukit Barisan

Satuan di Kodam I/BB

Batalyon yang ada :
  • Yonif 121/Macan Kumbang
  • Yonif 122/Tombak Sakti
  • Yonif 123/Rajawali
  • Yonif 125/Simbisa
  • Yonif 126/Kalacakti
  • Yonif 131/Braja Sakti
  • Yonif 132/Bima Sakti
  • Yonif 133/Yudha Sakti
  • Yonif 134/Tuah Sakti
Detasemen yang ada:
  • Den Zipur 2 Padang Mengatas
  • Den Rudal 2 di Dumai
Kompi yang ada:
  • Kompi Kavaleri Serbu di Pekanbaru
Sementara itu, Kodam I/BB juga mempunyai satuan Berdiri Sendiri yang terdiri dari:
  • Rindam I/BB
  • Kodim 0201/BS
  • Yonif 100/Raiders
  • Yonkav 6/Serbu Naga Karimata
  • Yonzipur 1/Dhira Dharma
  • Yonarmed 2/105 Kilap Sumagan
  • Yon Arhanudse 11/BS
  • Yon Arhanudse 13

Pejabat Pangdam

  • Mayor TNI Pohan (1945 - 1949)
  • Brigjen TNI Yasir Hadibroto (1972-1973)
  • Brigjen TNI Muhammad Ismail (1977-1980)
  • Mayjen TNI Edi Sudradjat (1981 - 1983)
  • Mayjen TNI Harsudiyono Hartas (1983-1985)
  • Mayjen TNI Soeripto (1985 - 1986)
  • Mayjen TNI Djarot Supadmo (1986)
  • Mayjen TNI Ali Geno (1986-1987)
  • Mayjen TNI Asmono (1987-1988)
  • Mayjen TNI Djoko Pramono (1988-1990)
  • Mayjen TNI R. Pramono (1990-1993)
  • Mayjen TNI Albertus Pranowo (1993-1994)
  • Mayjen TNI Arie Jeffry Kumaat (1994 - 1995)
  • Mayjen TNI Sedaryanto (1995-1997)
  • Mayjen TNI Tengku Rizal Nurdin (1997 - 1998)
  • Mayjen TNI Ismed Yuzairi (1998-1999)
  • Mayjen TNI Abdul Rahman Gaffar (1999)
  • Mayjen TNI Affandi (1999 - 2000)
  • Mayjen TNI I Gde Purnama (2002 - 2003)
  • Mayjen TNI Idris Gassing (2003 - 2004)
  • Mayjen TNI Tri Tamtomo (2004 - 28 November 2005)
  • Mayjen TNI Lilik AS Sumaryo (28 November 2005 - 28 November 2006)
  • Mayjen TNI Johannes Suryo Prabowo (28 November 2006- 18 Desember 2007)
  • Mayjen TNI Markus Kusnowo (18 Desember 2007 - 3 November 2008)
  • Mayjen TNI Burhanuddin Amin (3 November 2008 - Januari 2010)
  • Mayjen TNI M Noer Muis (Januari 2010 - mei 2010
  • Brigjen TNI Leonardus JP Siegers (mei 210-sekarang)
dikutip dari sumber yang berbeda

Wednesday, February 16, 2011

Yonif 123/Rajawali

Gambar Pangkalan Yonif 123/RW
a. Gambar Mako Yonif 123/RW

















b. Gerbang Mako Yonif 123/RW


















Batalyon Infanteri 123/Rajawali lahir dan berkembang sejalan dengan lahir dan berkembangnya Brigade Infanteri-7/Rimba Raya, dalam rangka melaksanakan tugas pokoknya. Semula Batalyon Infanteri 123/Rajawali dikenal dengan nama Batalyon Infanteri 123/Portibi yang berkedudukan di Padangsidimpuan, berdasarkan Surat Keputusan Pangdam II/BB Nomor : Skep/ 3127/ XI / 1964 tanggal 27 Nopember 1964 tentang pembentukan ROI-64, maka Yonif 121/Macan Kumbang, Yonif 123/Portibi dan Yonif 124/Solubolon dibubarkan dan dilebur menjadi Batalyon Infanteri 203 Brigade 7/Rimba Raya yang berkedudukan di Medan.

Setelah mengalami pasang surutnya organisasi dalam rangka pembangunan TNI-AD pada umumnya, Kodam I/BB pada khususnya, demikian juga organisasi tempur Infanteri lainnya mengalami perkembangan termasuk Yonif 203 berubah nama menjadi Batalyon Infanteri 123/Rajawali. Mengingat tugas pokok yang dihadapi berdasarkan Surat Keputusan Pangdam II/BB Nomor : Skep/ 267 / V / 1973 tanggal 31 Mei 1973 tentang pembentukan ROI-73.
Maka Yonif 123/RW sebagai pilot proyek terbentuknya Batalyon Infanteri 123/Rajawali tidak terlepas dari pembentukan Yonif 203 Brigade 7/Rimba Raya, oleh karenanya hari jadi Batalyon Infanteri 123/Rajawali masih tetap menggunakan hari jadi Batalyon Infanteri 203 Brigade 7/Rimba Raya yang jatuh pada tanggal 27 Nopember 1964 dan sejak tanggal 01 Januari 1985 Yonif 123/Rajawali menjadi bagian dari Korem 023/KS berdasarkan Surat Telegram Pangdam II/BB Nomor : ST/ 761 / 1984 tanggal 29 Oktober 1984.
Arti Lambang/Tunggul Batalyon

1)   Tunggul  Yonif  123/Rajawali  terdiri dari dua bagian sebagai berikut :
a)   Bendera Berlukis
b)   Tiang dengan kepala tiang

2)   Bendera Berlukis
a)   Berbentuk  segi empat  panjang berukuran 58 X 42 Cm dibuat dari kain   sutera   beludru   berwarna   hijau  tua  sebagai warna dasar, ditengah-tengah terlukis lambang Yonif 123/Rajawali dan bertepikan jumbai-jumbai berwarna kuning emas berukuran 5 cm.

b)   Lukisan-lukisan
(1)   Pada sisi kiri (dilihat dari sipembawa) terlukis lambang Kodam I/BB.
(2)   Pada sisi kanan (dilihat dari sipembawa) terlukis lambang Yonif 123/Rajawali dengan motif burung Rajawali.

c)    Lukisan lambang Batalyon Infanteri 123/Rajawali yang dikelilingi rangkaian padi dan kapas serta dua senapan silang dengan penjelasan sebagai berikut :
(1)   Tata warna terdiri dari Hijau, Biru, Kuning, Merah, Putih dan Hitam.
(2)   Tulisan “ RAJAWALI “ pada pita.
(3)   Lukisan terdiri dari :
(a)   Rangkaian padi berwarna kuning emas dan bunga kapas berwarna putih serta daun kapas berwarna hijau.
(b)   Dua senapan silang berwarna kuning emas.
(c)   Lima deret gunung berwarna biru muda.
(d)   Ikat pinggang kuno berwarna kuning emas, dengan garis   tepi    berwarna   merah  darah dengan    tulisan  ” RAJAWALI ”  berwarna hitam.
(e)       Gambar seekor burung Rajawali berwarna hitam, diatas dasar berwarna merah dengan paruh ternganga dan kuku kedua belah kaki siap tempur.

d)   Arti dan makna
(1)  Seekor burung rajawali dengan paruh ternganga kedua kaki terbuka dalam sikap tempur, siaga untuk menyerang dan menghancurkan musuh. Selalu menempatkan diri dengan tangkas diatas ketinggian yang maksimal mengartikan Yonif 123 selalu mengutamakan keterampilan dan keunggulan.
Mempunyai sifat kepahlawanan dalam cerita Moyang Pura, atas keberanian dan kegagahan perkataan burung GARUDA JATAYU membela DEWI SHINTA lambang kesucian sampai titik darah terakhir.
(2) Dengan paruh ternganga melambangkan kejujuran/berterus terang dan keberanian dalam melaksanakan tugas tanpa ragu-ragu.
(3)   Kuku kaki kedua belah terbuka mewujudkan akan menghancurkan musuh tanpa pandang bulu dan tidak kenal kompromi, 5 ( lima ) jari kuku kaki kiri dan kanan bersenjatakan sumpah prajurit.
(4)   Tujuh helai bulu ekor mengartikan dalam menentukan arahnya selalu berpedoman kepada Sapta Marga.
(5)   17 ( tujuh belas ) helai bulu leher, 8 ( delapan ) helai  bulu sayap kiri dan kanan serta 45 ( empat puluh lima ) helai bulu badan kesemuanya itu melambangkan senantiasa mempunyai jiwa dan semangat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945.
(6)   Rangkaian padi berjumlah 45 butir, rangkaian kapas yang terdiri dari 8 ( delapan ) bunga kapas, 2 ( dua ) pucuk senapan bersilang dengan sangkur terhunus dan 5 ( lima ) deretan gunung kesemuanya mengartikan ” Dengan jiwa semangat Proklamasi 17 Agustus 1945 dan berlandaskan Pancasila dan Sumpah Prajurit serta senantiasa tetap mejunjung tinggi kebanggaan Corps Infanteri TNI AD, siap siaga menjalankan tugas pantang menyerah walau sampai pada sangkur senjata terakhir.
(7)   Pita pengikat yang bertuliskan kata ” RAJAWALI ”  adalah nama Batalyon Infanteri 123 yang terikat pada hukum disiplin dan peraturan tentara, mempunyai loyalitas dan persatuan yang erat antara sesama didalam Kesatuan Yonif 123 khususnya dan TNI AD pada umumnya.

 e)  Tata Warna.
(1)   Warna hijau berarti kemakmuran/sumber kehidupan yang mencerminkan lapangan tempat Angkatan Darat/Infanteri menjalankan tugasnya.
(2)   Warna biru berarti kesetiaan dan damai yang melambangkan kesetiaan serta ketetapan hati terhadap dasar-dasar Sapta Marga dan sila-sila Pancasila serta tegas dan konsekwen dalam menjalankan tugas demi kepentingan Nusa dan Bangsa.
(3)   Warna kuning yang berarti keagungan dan kemuliaan.
(4)   Warna merah berarti keberanian yang melambangkan jiwa dan keprajuritan yang luhur yaitu kerelaan berkorban, kepatuhan akan perintah-perintah atasan, kejujuran disegala lapangan dan keberanian dalam menghadapi lawan siapapun juga.
(5)   Warna putih berarti suci yang melambangkan kesucian, kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugas tanpa pamrih.
(6)   Warna hitam berarti keteguhan yang melambangkan keteguhan dan pantang mundur dalam melaksanakan tugas.

3)   Tiang dengan kepala tiang.

a)   Tiang tunggul terdiri dari dua bagian yaitu :
(1)    Kepala tiang.
(2)    Tiang/tongkat tiang.

b)   Kepala tiang.            Dibuat dari logam berwarna kuning emas bergambar burung kartika eka paksi, berdiri kokoh sambil mengepakkan sayap yang mempunyai makna bahwasanya setiap waktu prajurit Yonif 123/RW tetap semangat dan pantang menyerah serta setiap saat siap untuk digerakkan membela NKRI.

c)   Tiang/Tongkat tiang.
Panjang 200 cm
Garis tengah 3,5 cm.
Tempat pegangan tangan berbentuk bunga melati berkelopak 5 ( lima ) buah.

4)   Kesimpulan
a)       Arti dan makna keseluruhan lukisan tunggul Batalyon Infanteri 123/RW adalah merupakan burung yang di segani dimana–mana, dengan paruh ternganga kedua belah kuku terbuka siap menyerang dan menghancurkan musuh serta siap untuk menjalankan tugas Negara tanpa ragu – ragu.
b)       Dalam menjalan kan tugas senantiasa berpedoman kepada Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, menjunjung tinggi Pancasila sebagai Idiologi Negara dalam Mengamankan tanah air Indonesia dengan jiwa/semangat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Arti lambang atribut dan semboyan Batalyon.

1)  Lukisan atribut Batalyon Infanteri 123 yang berbentuk Burung Rajawali dan Sangkur terhunus dengan penjelasan sebagai berikut :
a)   Tata warna terdiri dari Hijau, Merah, Kuning, Putih dan Hitam.
b)   Kata Rajawali dengan warna Kuning Emas sebagai warna dasar.
c)   Lukisan terdiri dari :
(1)   Gambar seekor burung Rajawali berwarna hitam berkepala putih, paruh ternganga dan kuku kedua belah kaki siap tempur.
(2)   Sangkur terhunus berwarna putih mengkilap.
(3)   Tulisan Rajawali berwarna merah darah dengan warna kuning emas sebagai warna dasar.
d)   Tulisan melengkung “ Berani dan Pantang Menyerah “ adalah semboyan Yonif 123/RW mengandung makna bahwa setiap prajurit Yonif 123/RW berani berbuat dan berani bertanggung jawab serta tidak takut akan segala ancaman yang akan menimpa segala akibat untuk menyerah sebelum titik darah penghabisan demi membela harkat dan martabat sebagai seorang prajurit TNI AD demi tegaknya NKRI.

2)   Arti dan Makna
a)   Lukisan
(1)  Seekor burung rajawali berkepala putih dengan paruh ternganga kedua kaki terbuka dalam sikap tempur, siaga untuk menyerang dan menghancurkan musuh. Selalu menempatkan diri dengan tangkas diatas ketinggian yang maksimal mengartikan Yonif 123 selalu mengutamakan keterampilan dan keunggulan.
Mempunyai sifat kepahlawanan dalam cerita Moyang Pura, atas keberanian dan kegagahan perkataan burung GARUDA JATAYU membela DEWI SHINTA lambang kesucian sampai titik darah terakhir.
(2)  Berkepala putih dengan paruh ternganga melambangkan kejujuran/berterus terang dan keberanian dalam melaksanakan tugas tanpa ragu-ragu.
(3)  Kuku kaki kedua belah terbuka mewujudkan akan menghancurkan musuh tanpa pandang bulu dan tidak kenal kompromi, 5 ( lima ) jari kuku kaki kiri dan kanan bersenjatakan sumpah prajurit.
(4)  Sangkur terhunus berwarna putih melambangkan ketajaman prajurit Yonif 123/Rajawali dalam berpikir, bertindak didalam menjalankan tugas baik di daerah damai maupun tugas operasi karena mempunyai disiplin dan kemampuan tempur yang tinggi.
(5)  Tulisan kalimat “ RAJAWALI “ adalah nama Batalyon Infanteri 123 yang terikat pada hukum disiplin dan peraturan Tentara, mempunyai loyalitas dan persatuan yang erat antara sesama didalam Kesatuan Yonif 123 khususnya dan TNI-AD pada umumnya.

b)   Tata Warna
(1)  Warna Hijau berarti kemakmuran/sumber dan kehidupan yang mencerminkan kepulauan nusantara yang lapangan tempat angkatan darat/Infanteri menjalankan tugasnya.
(2)   Warna merah berarti keberanian yang melambangkan jiwa dan keprajuritan yang luhur yaitu kerelaan berkorban, kepatuhan akan perintah-perintah atasan kejujuran disegala lapangan dan keberanian dalam menghadapi lawan siapapun juga.
(3)   Warna kuning yang berarti keagungan dan kemuliaan yang dimiliki oleh setiap prajurit Yonif 123/RW dalam pelaksanaan tugas dimanapun berada dan bertugas.

c)    Kesimpulan
(1)   Arti dan makna keseluruhan lukisan atribut Batalyon Infanteri 123/ RW adalah merupakan burung yang di segani dimana–mana,  paruh ternganga kedua belah kuku terbuka siap menyerang dengan sangkur terhunus menggambarkan ketajaman naluri prajurit Yonif 123/Rajawali didalam menghancurkan musuh serta siap untuk menjalankan tugas Negara tanpa ragu – ragu.
(2)   Dalam menjalankan tugas senantiasa berpedoman kepada Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, menjunjung tinggi Pancasila dan sebagai Idiologi Negara dalam mengamankan Tanah Air Indonesia dengan jiwa/semangat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
PERSONEL YANG GUGUR DALAM TUGAS 

  1. Mayor Inf Anm OS.Rajagukguk gugur tanggal 03 Mei 1976 di Comorow (Tim-tim )
  2. Lettu Inf Anm Imam gugur di daerah Sijangkung (Kalbar)
  3. Serma Anm MA. Damanik gugur tanggal 27 Desember 1976 di Balibar (Tim-tim)
  4. Sertu Anm Arifin Simanjuntak gugur tanggal 03 Mei 1976 di Laklubar (Tim-tim)
  5. Serda Anm Suparjo gugur tanggal 03 Mei 1976 di Comorow (Tim-tim)
  6. Serda Anm T. Manalu gugur tanggal 12 Maret 1976 di Balibar (Tim-tim)
  7. Serda Anm Kasoyo gugur tanggal 03 Mei 1976 di Basilau (Tim-tim)
  8. Serda Anm T.Tarigan gugur tanggal 12 Mei 1976 di Basilau (Tim-tim)
  9. Serda Anm Kasidi gugur tanggal 27 Juli 1976 di Laklubar (Tim-tim)
  10. Koptu Anm Mahyudin gugur tanggal 27 Mei 1976 di Comorow (Tim-tim)
  11. Koptu Anm Z.Hasibuan gugur tanggal 03 Juni 1976 di Comorow (Tim-tim)
  12. Pratu Anm M.Ilham gugur tanggal 03 Mei 1976 di Comorow (Tim-tim)
  13. Pratu Anm S.Silalahi gugur tanggal 03 Mei 1976 di Comorow (Tim-tim)
  14. Pratu Anm Sukasman gugur tanggal 12 Mei 1976 di Comorow (Tim-tim)
  15. Serda Anm Jamhari gugur tanggal 14 Agustus 1978 di Laclo (Tim-tim)
  16. Kopda Anm H.Nasution gugur tanggal 12 Juni 1978 di Barilise (Tim-tim)
  17. Kopda Anm RE.Sianipar gugur tanggal 28 Juni 1978 di Barilise (Tim-tim)
  18. Kopda Anm Jengsi Simbolon gugur tanggal 18 Agustus 1986 di Baucau (Tim-tim)
  19. Kopda Anm Ramses Panggabean gugur tanggal 29 Juli 1986 di Lospalos (Tim-tim)
  20. Pratu Anm IP.Barus gugur tanggal 13 Juli 2000 di Julok Aceh Timur (NAD)
  21. Praka Anm B.Lahagu gugur tanggal 29 Mei 2003 di Seuruway A.Tamiang (NAD)
  22. Prada Anm Marlyawan gugur tanggal 30 Mei 2003 di Seuruway A.Tamiang (NAD)
  23. Prada Anm R.Saragih gugur tanggal 13 April 2004 di Pulo Tiga A.Tamiang (NAD)

Bidang operasi.

Pada setiap Operasi Militer  yang dilaksanakan,  Yonif 123/Rajawali selalu berperan aktif baik sebagai satuan yang langsung membawa nama Kodam I/BB maupun sebagai satuan yang diperbantukan  untuk memperkuat Kesatuan lain seperti :
Pada Tahun 1974 melaksanakan Operasi PGRS di Kalimantan Barat.
Pada Tahun 1976 melaksanakan Operasi di Timor Timur.
Pada Tahun 1977 melaksanakan Pam Pemilu di Daerah Tapanuli dan Nias.
Pada Tahun 1978 melaksanakan Operasi di Timor Timur BP Linud  100/PS 2 Kompi.
Pada Tahun 1982 Pam Pemilu di Daerah Tapanuli dan Nias.
Pada Tahun 1983 s/d 1984 melaksanakan Pam Proyek Vital di Nias.
Pada Tahun 1985 s/d 2004 melaksanakan Pam Proyek Vital di Sigura-Gura.
Pada Tahun 1986 s/d 1988 melaksanakan Operasi di Timor Timur  BP  Yonif 122/TS 1 Kompi.
Pada Tahun 1989 melaksanakan Operasi di Timor Timur BP Yonif 125/SMB 1 Kompi.
Pada Tahun 1990 s/d 1995 melaksanakan Operasi Jaring Aceh.
1)  Operasi Jaring Aceh I Tahun 1990.
2)  Operasi Jaring Aceh II Tahun 1991.
3)  Operasi Jaring Aceh III Tahun 1992.
4)  Operasi Jaring Aceh VII Tahun 1995.

Pada Tahun 1994 melaksanakan Operasi Timor Timur.
Pada Tahun 1996 melaksanakan Operasi Irian Jaya BP Yonif 125/SMB sebanyak 10 orang.
Pada Tahun 1999 melaksanakan Operasi Pemburu Rajawali sebanyak 100 orang.
Pada Tahun 2000 melaksanakan  Pam  Rah  Rawan Aceh BP   Yonif 133/YS sebanyak 1 SSK.
Pada Tahun 2001 melaksanakan Pam Obvitnas Rah Rawan Aceh sebanyak 500 orang.
Pada Tahun 2002 melaksanakan Pam Obvitnas Rah Rawan Aceh  sebanyak 29 orang BP Yonif 125/SMB.
Pada Tahun 2002 melaksanakan Pam Obvitnas Rah Rawan Aceh sebanyak 1 SSK BP Yonif 131/BRS.
Pada Tahun 2003 s/d 2004 melaksanakan Ops Imbangan Rah Rawan Aceh sebanyak 433 orang.
Pada Tahun 2004 melaksanakan  Pam  Obvitnas Rah Rawan Aceh  sebanyak 77 orang BP Yonif 125/SMB.
Pada Tahun 2005 melaksanakan Operasi Kemanusiaan di Daerah  Aceh – Nias sebanyak 3 SSK.
dikutip dari:
korem-023ks.mil.id